Wah, Ada Metaverse di Promosi Pariwisata Indonesia di San Francisco
DIPLOMASI REPUBLIKA SAN FRANCISCO -- Indonesia berpartisipasi pada acara Bay Light Mixer Art Inspired by TRAVEL, Jumat (30/9/2022). Peserta dapat mencicipi menjelajah Indonesia secara virtual dengan menggunakan konsep metaverse.
Acara ini adalah program promosi budaya serta potensi pariwisata dan ekonomi oleh Commonwealth Club of California di Kota San Francisco, California, Amerika Serikat (AS). Dalam perhelatan ini, Indonesia diwakili Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) San Francisco.
“Kepercayaan yang diberikan penyelenggara kepada Indonesia ini didasarkan pada komitmen partisipasi KJRI San Francisco yang jauh-jauh hari disampaikan kepada penyelenggara untuk menampikan sajian program dan bentuk promosi yang menarik," kata Konjen RI San Francisco Prasetyo Hadi dalam keterangan tertulis yang diterima Diplomasi Republika, Ahad (2/10/2022).
Commonwealth Club adalah organisasi nirlaba yang berdiri 1903. Mereka bergerak dalam berbagai kegiatan publik mulai dari topik politik, ekonomi hingga sosial-budaya dan masyarakat dengan 450 kegiatan setiap tahunnya se-AS.
Kegiatan Commonwealth Club kali ini menarik perhatian publik lokal maupun asing di wilayah San Francisco Bay Area. Tidak kurang dari 40 organisasi ikut berpartisipasi, mulai dari institusi atau komunitas lokal dan asing, korps diplomatik, dan organisasi nirlaba lainnya yang berbasis di San Francisco dan sekitarnya.
Sekitar 700 pengunjung datang ke acara tersebut dari berbagai kota terutama dari California bagian Utara. Ini menjadikan perhelatan ini sebagai salah satu pameran budaya pariwisata terbesar di San Francisco.
Secara umum, kegiatan Bay Light Mixer Art ini terdiri dari perpaduan kegiatan pertunjukan seni tradisional, folklor, maupun modern. Berbagai pertunjukan hadir mulai dari karya sastra, pameran busana (fashion) hingga seni rupa seperti lukis/pahat, serta promosi destinasi pariwisata, ekonomi, dan bazar kuliner.
Indonesia memiliki keistimewaan tersendiri dan bisa menampilkan kegiatan promosinya di setiap kesempatan serta seluruh area dalam venue Commonwealth Club. Ini berbeda dari organisasi dan komunitas lainnya yang hanya menampilkan satu stan (booth) atau pertunjukan.
Banyak pengunjung yang datang terlihat begitu antusias mengunjungi seluruh stan Indonesia yang dinilai bervariasi dan mengusung tema menarik, mulai dari program “VIV- Visit Indonesia Virtually!”, pameran batik dan kain ikat tradisional, penampilan tarian daerah, serta pameran potensi ekonomi.
Tak lupa ada pula beragam bazar kuliner makanan khas Indonesia seperti sate, lontong sayur, mie bakso, bakso goreng, bajigur, bandrek, serta aneka jajanan pasar seperti risoles, lemper, pisang goreng, pastel, dan aneka kue lainnya.
Ketua penyelenggara kegiatan, Ms. Kristina Nemeth, Direktur Travel – Commonwealth Club, menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Indonesia. Ia menilai, Indonesia telah memberikan nuansa yang berbeda dalam acara promosi seni-budaya dan wisata kali ini.
“Kontribusi Indonesia pada acara ini semakin memperkaya pemahaman mengenai corak seni dan budaya yang beragam masyarakat dan diaspora Indonesia. Pengunjung yang datang juga terlihat menikmati kuliner khas Indonesia yang disajikan, sehingga menambah kemeriahaan kegiatan”, ujar Kristina.
Rela antre demi Oculus
Promosi khusus destinasi wisata Indonesia kali ini disajikan dengan menggunakan alat Oculus Metaverse. Besarnya ketertarikan pengunjung pada berbagai stan promosi Indonesia juga diutarakan oleh beberapa pengunjung yang rela antre lebih dari sejam lamanya sekedar untuk bisa mengeksplorasi stan VIV - Visit Indonesia Virtually!. Ini adalah sebuah metode promosi digital dengan menggunakan alat Oculus yang dapat membawa imajinasi pengguna kepada berbagai daftar destinasi wisata sebagai penggerak agar mereka semakin penasaran untuk berwisata ke Indonesia.
“Saya merasakan terdapat banyak fitur destinasi wisata juga kopi khas Indonesia di stan VIV yang menggunakan alat Oculus, sangat menarik, dan memberikan kesan virtual reality seperti membawa kita pada keadaan sebenarnya di salah satu destinasi wisata yang dipilih oleh pengunjung”, ujar Alex Silva – seorang Direktur Marketing salah satu perusahaan travel di San Jose, usai mencicipi Oculus.
Silvajuga menceritakan pengalamannya berkunjung ke Jakarta, Bandung, dan Bali. Kini ia menyatakan ketertarikannya untuk berkunjung lagi ke destinasi wisata lainnya di Indonesia dalam waktu dekat ini.
Partisipasi dan eksistensi Indonesia pada Commonwealth Club yang sebagian besar pengunjungnya merupakan warga asing, menjadi momen penting untuk dimanfaatkan utamanya guna semakin mendukung pelaksanaan diplomasi ekonomi dan sosial budaya KJRI San Francisco di wilayah kerja. Konsul Pensosbud, Mahmudin Nur Al-Gozaly, mengemukakan bahwa besarnya magnitude internasional dan publik asing dalam kegiatan seperti ini sekaligus sebagai sarana untuk terus mempromosikan pariwisata, seni-budaya, potensi ekonomi serta kekayaan dan kekhasan kuliner Indonesia di mata masyarakat lokal AS dan asing. (yen)