Dua Presiden 'Mahmud' yang Sama-Sama Komentari Soal Holocaust
DIPLOMASI REPUBLIKA, TEHERAN – Belum lama ini Presiden Palestina, Mahmud Abbas, mengkritisi peristiwa Holocaust. Dan jauh sebelumnya, mantan presiden Iran, Mahmud Ahmadinejad pernah melakukan hal sama. Baik Mahmud Abbas maupun Mahmud Ahmadinejad pun sama-sama menuai kritik atas ucapannya mengenai Holocaust, terutama dari negara-negara Barat.
Associated Press edisi 14 Desember 2005 yang dikutip laman berita Guardian melaporkan, Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad memandang Holocaust adalah mitos. Ia menyampaikan komentar atas Holocaust di hadapan ribuan orang saat berpidato di Kota Zahedan, wilayah tenggara Iran. Pada Oktober, ia menyulut banyak kecaman setelah menyatakan Israel mestinya dihapus dari peta dunia.
‘’Hari ini, mereka menciptakan sebuah mitos atas nama Holocaust dan menganggapnya bisa di atas Tuhan, agama, dan nabi,’’ kata Ahmadinejad. Sebelumnya, ia memang ragu atas pembunuhan terhadap Yahudi yang dilakukan Nazi Jerman itu.
Namun, itu pertama kalinya dia menyatakan di hadapan publik bahwa Holocaust merupakan mitos semata. ‘’Jika Anda (Eropa) melakukan kejahatan besar ini, mengapa kemudian bangsa Palestina yang harus menanggung akibatnya? tanya Ahamadinejad. Mengapa harus tanah Palestina yang mesti dikorbankan untuk kejahatan yang Barat lakukan?"
Ia menambahkan, jika Eropa bersikeras Holocaust memang terjadi, merekalah yang bertanggung jawab dan harus menanggung akibatnya. "Ini usulan kami, jika Anda (Eropa) melakukan kejahatan itu, lalu berikanlah bagian tanah Anda di Eropa, AS, Kanada, atau Alaska kepada mereka (Yahudi) sehingga mereka bisa mendirikan negara di tanah-tanah itu,’’ kata Ahmadinejad menegaskan.
Menlu Jerman Frank-Walter Steinmeier mengingatkan, komentar mengejutkan dan tak dapat diterima ini akan memengaruhi pembicaraan nuklir Eropa dengan Iran. Komisi Eropa menambahkan, sikap Ahmadinejad akan memperburuk hubungan Iran dengan negara lain.
Juru bicara Kemenlu Israel Mark Regev juga bereaksi keras. ’’Berulangnya pernyataan memalukan Presiden Iran ini jelas menunjukkan pola pikir pemerintahan di Teheran dan mengindikasikan kebijakan ekstremis rezim tersebut.’’
Reuters edisi 18 September 2009 memuat laporan mengenai komentar Ahmadinejad lagi mengenai Holocaust. Ia menegaskan Holocaust merupakan kebohongan yang dijadikan dasar Israel mendirikan negara di atas tanah Palestina.
‘’Dalih (Holocaust) untuk menciptakan rezim Zionis (Israel) itu salah. Itu kebohongan yang didasarkan pada klaim bersifat mitos dan tak dapat dibuktikan,’’ kata Ahmadinejad kepada massa di Tehran University pada akhir perayaan tahunan Hari Al-Quds.
Ia menambahkan, menentang rezim Zionis adalah kewajiban agama dan nasional. Ia mewanti-wanti pemimpin Arab yang menjadi sekutu Barat dan negara Muslim soal hubungan dengan Israel. ‘’Rezim ini tak akan bertahan lama, jangan gantungkan nasib padanya.’’
Menlu Jerman Frank-Walter Steinmeier mengatakan, Ahmadinejad mempermalukan negaranya sendiri. ‘’Kami mengecam sikap anti-semit ini. Kami akan terus menentangnya, juga pada masa-masa mendatang,’’ katanya.
Menurut juru bicara Gedung Putih, Robert Gibbs, pernyataan Ahmadinejad hanya akan membuat Iran semakin terisolasi dari pergaulan dunia. Puluhan tahun kemudian, Uni Eropa dan AS juga menyampaikan kecaman terkait isu Holocaust ini.
Pidato Mahmud Abbas
Pada Kamis, 7 September 2023, Uni Eropa dan AS juga bereaksi keras atas pernyataan Presiden Palestina Mahmud Abbas pada 24 Agustus 2023 di acara pertemuan Dewan Revolusi Fatah, yang kemudian disiarkan oleh televisi Palestina.
Pidato Abbas ini diterjemahkan dan dipublikasikan oleh Middle East Media Research Institute, Rabu (6/9/2023). BBC News menyatakan telah memverifikasinya. Dalam pidatonya, Abbas menyatakan, Yahudi menjadi sasaran pembunuhan Nazi Jerman bukan karena agamanya melainkan peran sosial mereka, yaitu sebagai rentenir.
‘’Ini dijelaskan banyak penulis Yahudi. Ketika mereka menyatakan Hitler membunuh Yahudi karena keyahudiannya dan Eropa membenci Yahudi karena keyahudiannya, bukan itu. Jelas dinyatakan mereka memerangi Yahudi karena peran sosialnya bukan agamanya,’’ kata Abbas menegaskan.
Abbas, menurut BBC News, mengungkapkan kembali teori sejarah yang telah lama diabaikan, yang menyatakan Yahudi Ashkenazi Eropa bukanlah keturunan dari bangsa Israel kuno, melainkan dari orang Khazars, yang dikenal sebagai orang nomaden Turki pada abad ke-8.
‘’Kebenaran yang mesti kita sebarkan ke seluruh dunia, Yahudi Eropa bukanlah semit. Mereka tak ada hubungan sama sekali dengan semitisme. Kalau Yahudi Timur itu semit,’’ kata Abbas merujuk pada Yahudi Mizrachi yang berasal dari Timur Tengah.
UE menyatakan pernyataan Abbas terkait pembunuhan Yahudi itu salah dan menyesatkan. Juru bicara departemen hubungan luar negeri UE menyebut, ’’Pernyataan ini merupakan penghinaan terhadap jutaan korban Holocaust dan keluarganya.’’
Deborah Lipstadt, utusan khusus AS yang memantau dan memerangi antisemitisme mendesak Abbas segera meminta maaf atas pernyataannya itu. Ia menganggap, ’’Itu pernyataan sarat kebencian dan antisemit." (fer/ap/reuters)