Zelenskyy Tertekan karena Rusia Patahkan Serangan Ukraina

Mancanegara  
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. (AP Photo/Francisco Seco/Republika.co.id)
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. (AP Photo/Francisco Seco/Republika.co.id)

DIPLOMASI REPUBLIKA, KIEV -- Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengungkapkan rasa frustrasinya atas masih lambatnya serangan balik terhadap Rusia. Para pejabat Ukraina turut frustrasi atas kritik bahwa serangan balik tak berjalan mulus.

‘’Ketika sejumlah mitra kami mengatakan bagaimana serangan baliknya, kapan langkah berikutnya? Jawaban saya, langkah kami cepat dibandingkan paket sanksi baru untuk Rusia,’’ kata Zelenskyy menegaskan.

Ia menambahkan, senjata yang dikirimkan ke Kiev dan sanksi pada Rusia menjadi semakin rumit dan lebih lambat. Ukraina saat ini memang bergantung pada pasokan senjata Barat untuk melakukan serangan balik dalam jangka panjang.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Menurut Zelenskyy, kekuatan udara Rusia telah berhasil menghentikan serangan-serangan balik Ukraina. ‘’Kami tak menguasai wilayah udara dan Rusia menguasainya. Mereka menghentikan serangan kami dari udara. Mereka menghentikan serangan balik kami,’’ kata Zelenskyy, Jumat (8/9/2023) seperti dilansir laman berita Al-Arabiya.

Maka itu, dia menyeru negara-negara sekutunya untuk memasok lebih banyak senjata jarak jauh yang memiliki kekuatan lebih hebat dibandingkan milik Rusia.

Berkali-kali pula Kiev meminta pesawat tempur agar mengimbangi kekuatan udara yang dimiliki Rusia. Pesawat yang Ukraina miliki masih dengan teknologi era Uni Soviet. Namun, negara sekutunya ragu mengirimkan senjata dan pesawat tempur yang dibutuhkan.

Di sisi lain, Ukraina mengeklaim meraih kemenangan strategis pada pekan lalu. Sebab, mereka berhasil merebut bagian selatan dari Desa Robotyne, wilayah yang dari sini pasukan Ukraina bisa masuk lebih dalam ke Krimea yang dicaplok Rusia.

Sebelumnya, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, menyatakan suplai senjata uranium yang dilakukan AS untuk Ukraina merupakan tindakan kriminal. Amunisi itu dikirim guna memperkuat serangan balik Ukraina terhadap Rusia.

‘’Ini bukan hanya langkah yang membuat eskalasi bertambah, tetapi juga mencerminkan Washington tak memikirkan konsekuensi penggunaan amunisi semacam itu di zona perang. Ini, faktanya, sebuah tindakan kriminal,’’ kata Sergei Ryabkov seperti dikutip TASS, Kamis (7/9/2023).

Ia menambahkan, tak bisa memberikan penilaian lain bahwa AS memang melakukan tindakan kriminal dengan langkahnya itu. Sehari sebelumnya, Departemen Pertahanan AS mengumumkan paket bantuan keamanan baru ke Ukraina senilai 175 juta dolar AS.

Bantuan itu termasuk depleted uranium ammunition untuk tank Abrams. Untuk pertama kalinya, AS mengirimkan senjata kontroversial yang biasa disebut depleted uranium munitions ke Ukraina.

Senjata ini bisa membantu Ukraina menghancurkan tank-tank Rusia dan menjadi bagian dari janji bantuan terbaru AS. Pekan depan, AS akan mengumumkan apa saja paket bantuan ini yang bertujuan memperkuat serangan balik melawan Rusia.

Deklarasi G20

Negara-negara G20 menerima deklarasi berdasarkan konsensus dalam pertemuan yang berlangsung pada Sabtu (9/9/2023). Isi deklarasi menghindari pernyataan kecaman terhadap Rusia atas invasi mereka ke Ukraina sejak Februari 2022.

Merespons isi deklarasi, Kementerian Luar Negeri Ukraina... (ke halaman berikutnya)

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image