Mancanegara

Hamas Jebol Kecanggihan Mata-Mata Israel

Warga Palestina menaiki kendaraan militer tentara pendudukan Israel yang berhasil dilumpuhkan pejuang Hamas Palestina di dekat perbatasan Kota Gaza, Sabtu (7/10/2023) waktu setempat. (AP/Abed Abu Reash/Republika.co.id)
Warga Palestina menaiki kendaraan militer tentara pendudukan Israel yang berhasil dilumpuhkan pejuang Hamas Palestina di dekat perbatasan Kota Gaza, Sabtu (7/10/2023) waktu setempat. (AP/Abed Abu Reash/Republika.co.id)

DIPLOMASI REPUBLIKA, TEL AVIV--Bagi warga Palestina di Gaza, mata-mata Israel tak pernah lepas menatap mereka. Sebab, drone-drone beterbangan setiap saat di langit Gaza. Tak hanya itu, perbatasan mereka dengan Israel dijaga kamera keamanan canggih serta tentara yang selalu siaga.

Badan-badan intelijen Israel mengerahkan berbagai sumber daya dan kekuatan siber untuk menghimpun informasi di Gaza, guna mencegah aksi yang mengancam. Namun, semua itu tampaknya tak berarti saat Sabtu (7/10/2023) lalu, kelompok pejuang Hamas menggerakkan serangan.

Mereka menembakkan sekitar 5.000 rudal ke Israel. Pagar pembatas di perbatasan diterobos yang memudahkan ratusan personel militer Hamas memasuki Israel. Mereka melakukan serangan, yang menyebabkan kematian ratusan orang.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Dalam 24 jam terakhir, Hamas bertempur dengan pasukan Israel di dalam wilayah mereka. Puluhan Israel menjadi sandera. ‘’Ini kegagalan besar,’’ kata Yaakov Amidror, mantan penasihat keamanan nasional Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Senin (9/10/2023).

‘’Operasi ini sebenarnya membuktikan bahwa kemampuan intelijen di Gaza tidak bagus,’’ katanya menambahkan. Juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengakui militer perlu memberikan penjelasan ke publik mengenai serangan Hamas ini.

Israel menarik pasukan dan pemukim dari Gaza pada 2005, tetapi terus memantaunya. Bahkan, setelah Hamas berhasil memenangkan pemilu dan menjalankan pemerintahan di Gaza pada 2007, Israel tetap mangawasi Gaza dengan kecanggihan teknologi dan manusia.

Mereka mengeklaim tahu secara presisi lokasi para pemimpin Hamas, yang dibuktikan dengan serangkaian pembunuhan atas para pimpinan Hamas itu. Tak jarang saat mereka tertidur di peraduannya.

Bahkan, Israel mengetahui terowongan mana yang digunakan Hamas untuk menyelundupkan senjata.

Namun, di samping kemampuan Israel itu, Hamas mampu menjaga rencana mereka tetap tak terdeteksi. Serangan pada Sabtu, diyakini dirancang selama berbulan-bulan dan latihan ketat yang melibatkan koordinasi setiap elemen di Hamas.

Kegiatan ini berlangsung mulus meski di bawah pengawasan radar intelijen Israel. Amir Avivi, pensiunan jenderal Israel menyatakan, tanpa adanya personel Israel di dalam Gaza, pihak keamanan Israel hanya bergantung pada pasokan informasi perangkat teknologi.

Hamas, dijelaskan dia, telah menemukan cara mengatasi pengawasan perangkat canggih Israel sehingga mereka tak mendapatkan gambaran utuh mengenai kondisi Gaza. ‘’Mereka kembali ke zaman batu,’’ katanya, menjelaskan Hamas tak menggunakan telepon atau komputer.

Ia meyakini Hamas menjalankan rencana-rencana rahasia dan sensitif di ruang-ruang khusus yang terhindar dari pengawasan teknologi atau ruangan bawah tanah. Ia menambahkan, pasukan keamanan Israel gagal mendapatkan gambaran akurat mengenai Hamas.

Pihak keamanan Israel dalam beberapa tahun terakhir juga melihat Hamas lebih tertarik membangun ekonomi dan meningkatkan standar hidup 2,3 juta warganya di Gaza. Namun sebenarnya, kata dia, Hamas masih menjadikan penghancuran Israel sebagai tujuan utama.

Dalam beberapa tahun terakhir, Israel mengizinkan 18 ribu warga Palestina dari Gaza bekerja di sana. Mereka menerima pendapatan 10 kali lipat lebih tinggi dibandingkan bekerja di Gaza.

’’Praktiknya, ratusan atau mungkin ribuan anggota Hamas menyiapkan serangan kejutan selama berbulan-bulan, tanpa ada kebocoran informasi sedikit pun,’’ tulis Amos Harel, pengamat pertahanan di harian Israel, Haaretz. ‘’Hasilnya, bencana seperti sekarang.’’

Sekutu-sekutu Israel yang berbagai informasi intelijen menyatakan, badan-badan keamanan Israel salah membaca realitas di lapangan. Seorang pejabat intelijen Mesir yang kerap memediasi Israel-Hamas, berkali-kali mengatakan ada sesuatu yang besar.

Ia menuturkan, para pejabat Israel fokus ke Tepi Barat dan meremehkan ancaman dari Gaza. Pemerintah Netanyahu memenuhi permintaan pendukung perluasan permukiman mengetatkan keamanan menghadapi perlawanan dalam 18 bulan terakhir.

‘’Kami mengingatkan mereka akan ada situasi meledak dan dalam waktu dekat menjadi besar. Namun, mereka mengabaikan peringatan tersebut,’’ katanya. (fer/ap)

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image