Serba Indonesia

Selain Papeda, 5 Warisan Budaya Indonesia Ini Pernah Mejeng di Google Doodle

Tempe mendoan atau Tempeh di Google Doodle (dok. Google)
Tempe mendoan atau Tempeh di Google Doodle (dok. Google)

DIPLOMASI REPUBLIKA,-- Hari ini, Jumat (20/10/2023), halaman muka pencarian Google menampilkan Papeda, salah satu kuliner khas Indonesia. Makanan yang berbahan dasar sagu ini berasal dari wilayah Indonesia timur, antara lain Sulawesi dan Papua. Namun, Papeda kini mulai banyak dikenal karena manfaatnya untuk kesehatan dan kelezatannya terlebih jika disajikan dengan lauk ataupun sayur.

Tidak sekadar menu kuliner biasa, Papeda juga kerap disajikan dalam beragam upacara adat yang sudah mentradisi. Maka itu, Papeda sudah termasuk Warisan Budaya Takbenda (WBTB) Indonesia.

Ternyata selain Papeda, Google juga telah memilih bentuk tradisi lisan lainnya dalam rupa karya ilustrasi. Berikut ini warisan budaya Indonesia yang pernah terpampang di Google Doodle.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

1. Tempe Mendoan

Pada Sabtu, 29 Oktober 2022, Google Doodle menampilkan tempe mendoan. Ada alasan Google memilih makanan ikonik asal Indonesia. Pada tanggal 29 Oktober tepatnya tahun 2021, tempe mendoan yang menjadi varian tempe goreng di Indonesia ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda. Selain itu, tempeh atau tempe mendoan dianggap sebagai makanan fermentasi asal Indonesia yang konon usianya mencapai 400 tahun.

Tempe, makanan yang mengandung protein nabati karena berbahan dasar kedelai ini adalah makanan favorit masyarakat Indonesia. Bahkan, kepopuleran tempe sudah menjangkau mancanegara. Selain kaya akan nutrisi dari mulai protein, prebiotik, serat, hingga vitamin, tempe juga biasanya menjadi makanan pengganti protein hewani (daging). Berbagai manfaat didapat dari mengonsumsi tempe, seperti meningkatkan kesehatan usus dan otak.

2. Angklung

Jika membuka laman pencarian Google pada Rabu, 16 November 2022, ada tampilan alat musik angklung. Tampilan angklung di Google Doodle ini untuk memperingati Hari Angklung Sedunia 2022 yang jatuh setiap 16 November. Alat musik resmi ini ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda kemanusiaan oleh UNESCO pada 16 November 2010.

Bahkan, Daeng Soetigna, seorang maestro angklung pernah muncul di tampilan Google juga, ketika hari perayaan ulang tahunnya yang ke-108. Daeng adalah tokoh kelahiran Garut pada 13 Mei 1908. Dia wafat pada 8 April 1984 di Bandung. Daeng adalah pencipta angklung diatonis. Dia memodifikasi angklung yang tadinya pentatonis menjadi diatonis. Angklung itu kemudian diberi nama 'Angklung Padaeng'.

3. Noken

Noken di Google Doodle (dok. Google)
Noken di Google Doodle (dok. Google)

Google Doodle, pada 4 Desember 2020, menampilkan dua orang yang menggunakan Noken di kepalanya. Noken adalah kerajinan tangan asal Papua yang biasanya terbuat dari bahan berupa serat pohon, kulit kayu, rumput, ataupun daun. Bahan itu kemudian dianyam hingga menyerupai tas.

Kehidupan masyarakat Papua tidak dapat dipisahkan dari Noken. Karena fungsinya yang serbaguna, dalam keseharian Noken kerap dibawa ke mana saja. Noken biasanya menjadi wadah atau tempat untuk membawa sekaligus menyimpan barang kebutuhan sehari-hari.

Sejak 2012, UNESCO telah memasukkan Noken dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda yang Mendesak Perlu Dijaga (Intangible Cultural Heritage List in Need of Urgent Safeguarding). Hal ini untuk menjaga keberlangsungan pewarisan Noken pada masa mendatang.

4. Subak

Subak di Google Doodle (dok. Google)
Subak di Google Doodle (dok. Google)

Google Doodle menampilkan Subak pada 29 Juni 2020, untuk memperingati penetapan Subak sebagai warisan dunia UNESCO. Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) secara resmi menetapkan Subak sebagai warisan dunia pada 2012.

Subak dikenal sebagai sistem irigasi tradisional di Bali. Tidak sekadar sistem, Subak adalah organisasi kemasyarakatan yang khusus mengatur sistem pengairan sawah yang digunakan dalam bercocok tanam padi. Sistem pengairan ini diatur oleh seorang pemuka adat yang juga memiliki keahlian dalam pertanian.

Beberapa penelitian mengenai Subak menyebutkan bahwa Subak merupakan cerminan dari Tri Hita Karana (THK). Filosofi THK ini mengajarkan bahwa manusia dapat hidup bahagia, tenteram, dan aman, baik lahir maupun batin. Seperti dalam laman Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, diketahui pula mengenai konsep Tri Hita Karana, yaitu menjaga hubungan yang harmonis dengan Tuhan, lalu antara manusia dan alam.

5. Batik

Batik sudah dua kali tampil di Google Doodle, yaitu pada 2019 dan 2014 di tanggal yang sama, 2 Oktober. Setiap tanggal 2 Oktober memang diperingati sebagai Hari Batik Nasional. UNESCO mengukuhkan batik Indonesia dalam daftar Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Takbenda pada 2 Oktober 2009. Dengan begitu, Batik pun resmi menjadi Warisan Budaya Takbenda (WBTb) milik Indonesia.

Batik merupakan teknik menghias kain yang mengandung nilai, makna, dan simbol budaya. Sejatinya, batik adalah suatu proses yang memiliki nilai lebih dari sehelai kain bermotif. (rin)

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image