Keris Sebagai Alat Berdiplomasi Budaya dan Politik
DIPLOMASI REPUBLIKA--Keris merupakan senjata tradisional yang dikenal oleh beberapa suku di Indonesia. Bentuk keris ditandai dengan kedua sisinya yang tajam dan berlekuk serta ujungnya yang runcing.
Pada 2005, keris sudah terdaftar sebagai warisan budaya Indonesia. Tidak sekadar senjata, keris kini menjadi aksesori pelengkap dan pakaian adat.
Bahkan, keris juga mendapat perlakuan istimewa dengan diadakannya acara khusus kala membersihkannya, atau yang disebut menjamas. Jamasan keris biasanya diadakan oleh komunitas penggemar keris. Proses jamasan keris ini untuk menjaga pamor atau motif yang ada di setiap keris mahakarya empu pembuat pusaka.
Di Bali, ada Hari Tumpek Landep, hari ritual khusus terhadap benda-benda. Tumpek Landep merupakan persembahan suci yang khusus ditujukan untuk semua jenis benda, yang terbuat dari bahan besi ataupun benda tajam, seperti keris dan senjata pusaka, yang diperingati setiap 210 hari sekali.
Keris juga dapat menjadi alat dalam beridiplomasi untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia. Seperti yang dilakukan Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI), Prabowo Subianto.
Prabowo selalu membawa suvenir berupa senjata tradisional asli Indonesia untuk diberikan kepada menhan luar negeri ataupun pimpinan negara-negara sahabat. Contohnya, dalam lawatannya ke Inggris pada 22-24 Maret 2021. Prabowo pernah memberikan keris Bali kepada Menhan Inggris, The Rt Hon Ben Wallace MP. Pemberian suvenir berbentuk senjata tradisional asli Nusantara ini sebagai upaya memperkenalkan kebudayaan Indonesia, mempererat persahabatan dengan negara-negara, juga untuk menunjukkan Indonesia merupakan negara pejuang.
Jika ingin mengetahui seluk-beluk tentang keris, Anda dapat mengunjungi Museum Keris yang berada di Kota Solo, Jawa Tengah. (rin)