DIPLOMASI REPUBLIKA--Ahli Sastra Lama Melayu, Liaw Yock Fang (1991) dalam bukunya yang berjudul Sejarah kesusastraan Melayu klasik 1 membagi cerita rakyat dalam empat jenis, yaitu cerita asal-usul, cerita binatang, cerita jenaka, dan cerita pelipur lara. Berikut ini penjelasan singkatnya.
Cerita asal-usul disebut juga sebagai dongeng dan merupakan cerita rakyat yang paling tua. Cerita jenis ini juga bisa disebut sebagai mitos, misalnya cerita asal-usul suatu tempat atau asal-usul tanaman.
Cerita binatang dalam sastra lama merupakan cerita yang populer. Setiap bangsa pasti memiliki cerita binatang, begitu juga dengan Melayu. Biasanya, cerita binatang ini mengangkat tokoh seekor binatang yang kecil dan lemah. Akan tetapi, dengan kecerdasannya, ia dapat memperdaya binatang-binatang lain. Dalam cerita binatang Melayu dan Jawa, binatang tersebut biasanya kancil atau pelanduk.
Scroll untuk membaca
Scroll untuk membaca
Cerita jenaka adalah cerita yang lucu atau dapat mengundang tawa. Cerita ini mengangkat tokoh yang lucu, menggelikan, dan kadang licik. Konon, cerita ini lahir dari kesukaan manusia terhadap sesuatu yang berlebih-lebihan. Misalnya, tokoh yang bercerita tentang kebodohan manusia, terciptalah tokoh Pak Pandir; tokoh yang bercerita tentang kemujuran manusia, terciptalah Pak Belalang; untuk kemalangan manusia, terdapat Lebai Malang; atau tokoh yang sangat lucu ada Abu Nawas.
Cerita pelipur lara disebut juga sebagai folk romance atau cerita yang dipakai untuk melipur hati yang berduka. Sering kali cerita-cerita dalam kategori ini berkisah tentang raja dan permaisurinyang tidak memiliki anak, kemudian melakukan berbagai usaha untuk dapat memiliki anak. Sering kali kelahiran putra mahkota diiringi oleh munculnya senjata atau binatang ajaib.
Selain itu, cerita pelipur lara juga kerap mengangkat tema pengembaraan untuk mencari obat atau putri idaman. Contoh cerita pelipur lara adalah Hikayat Malim Dewa atau Hikayat Raja Muda.
Dari empat jenis kesusastraan rakyat tersebut, adakah cerita yang akrab di telinga Anda?
