Paus Fransiskus Bersedih Hati Atas Perang di Tanah Suci

Mancanegara  
Paus Fransiskus (AP/Alessandra Tarantino)
Paus Fransiskus (AP/Alessandra Tarantino)

DIPLOMASI REPUBLIKA, YERUSALEM – Paus Fransiskus merasa sedih dengan adanya perang di tanah kelahiran Yesus Kristus. Pada Ahad (24/12) malam atau bertepatan dengan malam perayaan Natal, korban jiwa kembali terjadi setelah militer Israel menyerang Gaza.

Beberapa jam sebelum tengah malam menjelang perayaan Natal, sejumlah pejabat kesehatan Palestina melaporkan, setidaknya 70 orang meninggal akibat serangan udara Israel di Gaza tengah. Kantor juru bicara militer Israel menyatakan masih menelusuri informasi tersebut.

Terkait Natal, di Betlehem, Tepi Barat yang merupakan wilayah jajahan Israel dan tempat diyakini sebagai tempat kelahiran Yesus Kristus, untuk pertama kalinya perayaan tradisional memperingati Natal dibatalkan karena perang di Gaza.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

‘’Malam ini, hati kita di Betlehem di mana Pangeran Perdamaian sekali lagi ditolak oleh logika kosong perang, bentrok bersenjata yang bahkan saat ini mencegahnya menemukan ruang damai di dunia,’’ kata Paus Fransiskus pada misa malam Natal di St Peter's Basilica, Roma, Italia.

Sebelumnya, warga Kristen Palestina menjalani malam Natal di Betlehem serta memanjatkan doa agar terjadi kedamaian di Gaza. Tak ada perayaan meriah seperti yang biasa dilakukan saat Natal pada masa-masa sebelumnya.

Tak ada pohon Natal besar, yang merupakan bagian dari perayaan pusat perayaan di Betlehem. Patung-patung yang mengisahkan kelahiran Yesus di dalam gereja, diletakkan di tengah puing dan kawat berduri yang menyimbolkan solidaritas terhadap warga Gaza.

Hingga saat ini, warga Gaza masih harus menghadapi penderitaan akibat serangan militer Israe. Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf Al-Qidra serangan terakhir Israel menyebabkan 70 warga Palestina meninggal dan sejumlah rumah hancur.

Serangan Israe itu menargetkan wilayah Maghazi, Gaza tengah pada Ahad (24/12/2023) malam. ‘’Kebanyakan yang meninggal akibat serangan Israel adalah perempuan dan anak-anak,’’ katanya. Setelah gencatan senjata sepekan berakhir, serangan Israel kian intens.

Israel melaporkan kematian tertinggi pada dua hari bagi pasukannya dalam kurun lebih dari sebulan belakangan. Sementara, salah satu kelompok perlawanan di Gaza, Jihad Islam ikut dalam pembicaraan di Kairo, Mesir.

Menurut mereka, 10 tentaranya tewas menyusul kematian lima tentara lain di hari sebelumnya. Mereka menyatakan, ini kehilangan terburuk dalam dua hari sejak awal November lalu.

’’Ini pagi yang sulit setelah hari yang sangat sulit dalam pertempuran di Gaza,’’ kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam rapat kabinet, Ahad. ‘’Perang ini menelan biaya besar, tetapi kita tak ada pilihan selain terus bertempur.’’

Dalam sebuah pesan video beberapa saat kemudian, Netanyahu menegaskan, pasukannya akan masuk lebih dalam ke Gaza hingga meraih kemenangan atas Hamas. Di sisi lain, Israel dalam sepekan terakhir memperoleh tekanan dari sekutu dekatnya, AS.

AS mendesak Israel menurunkan operasi militernya di Gaza dan mengurangi jatuhnya korban jiwa warga sipil. Qatar dan Mesir juga terus memediasi perundingan guna mencapai gencatan senjata baru dan pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel. (reuters/han)

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image