Bisnis

Korea Utara Buka Kunjungan Wisata Pertama Kalinya Sejak Pandemi Global

Resor ski Masikryong, Korea Utara (dok. visitdprkorea.com)
Resor ski Masikryong, Korea Utara (dok. visitdprkorea.com)

SEOUL-- Untuk pertama kalinya, Korea Utara menerima kunjungan turis internasional sejak perbatasan negara tersebut ditutup pada 2020 akibat pandemi global. Turis asal Rusia menjadi pelancong internasional pertama menurut laporan kantor berita pemerintah Rusia, Tass.

Menurut laporan Tass pada Rabu (10/1/2024), para turis dari Rusia itu dijadwalkan berkunjung pada Februari. Mereka akan berkunjung ke ibu kota Korea Utara, Pyongyang kemudian ke Masik Pass di pantai timur Korea Utara, tempat resor ski.

Disebutkan pula bahwa agen tur Rusia pekan ini mengiklankan perjalanan wisata ke Korea Utara. “Di (Masik Pass), Anda akan menemukan diri Anda berada di surga yang nyata bagi pecinta olahraga musim dingin!” begitu uraian singkat agen tur lewat iklannya.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Kunjungan pariwisata ini tentu menguatkan kerja sama antara Moskow dan Pyongyang. Sebelumnya, ada pertemuan September lalu di Rusia, antara pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Dalam lawatannya, Kim Jong Un mengatakan kepada media Rusia bahwa ia berencana membahas kerja sama pariwisata, pertanian, dan perdagangan.

Perjalanan ini pun menjadi kejutan bagi para pengamat Asia. Mereka memperkirakan wisatawan pertama pascapandemi yang akan datang ke Korea Utara itu berasal dari Cina, yang merupakan sekutu diplomatik dan jalur ekonomi terbesar Korea Utara.

Korea Utara perlahan-lahan melonggarkan pembatasan setelah era pandemi. Dibukanya perbatasan internasional ini sebagai bagian dari upaya untuk menghidupkan kembali perekonomian yang hancur akibat 'lockdown' dan sanksi dari Amerika Serikat (AS).

Pada Agustus, badan intelijen Korea Selatan mengatakan kepada anggota parlemen bahwa perekonomian Korea Utara menyusut setiap tahun, dari tahun 2020 hingga 2022. Begitu juga dengan produk domestik bruto tahun lalu yang turun 12 persen jika dibanding pada 2016.

“Bagi Korea Utara, pariwisata adalah cara termudah untuk mendapatkan mata uang asing di bawah rezim sanksi internasional,” kata Koh Yu-hwan, mantan presiden Institut Unifikasi Nasional Korea di Seoul. Dia berharap Pyongyang pada akhirnya turut membuka pariwisata bagi turis Cina.

Lim Eul-chul, seorang profesor pada Universitas Kyungnam di Seoul, mengatakan Korea Utara yang menerima lebih dahulu turis Rusia daripada turis Cina menjadi bukti bahwa Kim Jong Un fokus untuk memperkuat kemitraan dengan Rusia. Ia mengatakan Korea Utara dan Rusia diharapkan dapat memperluas kerja sama di sektor lain.

Namun, perjalanan wisata warga Cina masih akan menjadi sumber pendapatan yang paling besar. Sebelum pandemi, mereka menyumbang sekitar 90 persen dari total wisatawan internasional ke Korea Utara. Para pengamat mengatakan, pada 2019, tercatat sekitar 300.000 wisatawan asing mengunjungi Korea Utara, sehingga menghasilkan pendapatan antara 90 juta dolar AS dan 150 juta dolar AS.

Meski demikian, belum dapat dipastikan apakah Korea Utara akan memperluas pariwisata internasionalnya, mengingat Kim Jong Un memperketat kendali atas 26 juta penduduknya dalam menghadapi kesulitan ekonomi dan ketegangan keamanan dengan AS.

Pengamat mengatakan Korea Utara, negara dengan infrastruktur kesehatan masyarakat yang buruk, kemungkinan besar tetap waspada terhadap penyakit menular. Menurut Lim, Korea Utara kemungkinan akan membuka perbatasannya lebih lanjut dengan “cara yang sangat terbatas dan bertahap".

Korea Utara, yang tertutup sebelum adanya pandemi Covid-19, menerapkan beberapa kontrol perbatasan yang paling ketat di dunia selama pandemi ini. Namun, mengingat tidak ada wisatawan yang berkunjung selama lebih dari empat tahun, perjalanan wisata apa pun dapat dipandang sebagai langkah maju yang positif, kata seorang manajer tur di Beijing, yang dikutip Bangkok Post, Sabtu (13/1/2024). (AP/zed)

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image