Mancanegara

Robohkan Monumen Unifikasi, Korut Tutup Pintu Damai dengan Korsel

Layar TV menampilkan gambar pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, dalam program berita di Stasiun Kereta Api Seoul, Korea Selatan (16/1/2024). (dok. AP Photo/Ahn Young-joon)
Layar TV menampilkan gambar pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, dalam program berita di Stasiun Kereta Api Seoul, Korea Selatan (16/1/2024). (dok. AP Photo/Ahn Young-joon)

SEOULKorea Utara (Korut) merobohkan monumen utama yang berada di ibu kota Pyongyang sebagai simbol rekonsiliasi dengan Korea Selatan (Korsel). Pemimpin Korut, Kim Jong-un memerintahkan aksi tersebut.

Pekan lalu, Kim menyebut Korsel sebagai musuh utama dan menegaskan pula unifikasi antara kedua Korea itu tak mungkin terjadi.

Laporan NK News, portal berita daring yang memantau berita-berita mengenai Korut menyebutkan, citra satelit di Pyongyang, Selasa (23/1/2024) menunjukkan monumen yang menyimbolkan reunifikasi Korea tak berdiri lagi di sana.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Monumen ini selesai dibangun setelah pertemuan dua Korea pada 2000. Laman berita Reuters menyatakan tak bisa secara independen mengonfirmasi monumen yang dikenal dengan sebutan tak resminya sebagai 'Arch of Reunification' telah dirobohkan.

Nama resminya sendiri adalah Monument to the Three Charters for National Reunification. Monumen ini berdiri setinggi 30 meter dan merupakan simbol tiga pilar, yaitu kemandirian, perdamaian, dan kerja sama nasional. Ini merujuk catatan Pemerintah Korsel.

Presiden Korsel Yoon Suk Yeol yang mulai menjabat pada 2022, mengambil kebijakan tegas terhadap Korut. Ia menyerukan respons cepat dan tegas terhadap aksi militer Korut. Inilah yang kemudian memicu ketegangan di Semenanjung Korea.

Korea tak kalah galaknya. Mereka menyatakan akan melenyapkan Korsel jika diserang tetangganya itu dan sekutunya, AS. Akhir tahun lalu, Korut menegaskan kesepakatan penting yang ditandatangani pada 2018 untuk meredakan eskalasi militer dua negara, tak berlaku lagi.

Menyusul pidatonya pekan lalu, majelis rakyat Korut menghapuskan badan-badan krusial pemerintah, yang selama beberapa dekade terakhir bertugas untuk melakukan kontak dan membuat kesepakatan bersama Korsel.

Dalam pidatonya di Majelis Rakyat pada 15 Januari 2024, Kim menyebut monumen itu sebagai hal buruk. Ia memerintahkan amendemen konstitusi dengan menyebutkan bahwa Korsel merupakan musuh utama Korut.

Ketegangan meninggi di Semenanjung Korea menyusul intensifnya pergerakan militer AS dan Korsel merespons uji coba senjata Korut. Dalam pernyataannya, Korut menyatakan telah siap dengan senjata nuklir untuk mengadang musuh-musuhnya. (reuters/han)

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image