Pangkalan Militer AS di Yordania Diserang Drone, Iran Jadi Kambing Hitam
WASHINGTON – Pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Yordania yang dikenal dengan sebutan Tower 22 diserang drone. Tiga personel pasukan AS tewas dan 34 lainnya terluka. Presiden AS Joe Biden dan sejumlah pejabat AS mengungkapkan terjadinya serangan tersebut, Ahad (28/1/2024).
Biden langsung menuding kelompok-kelompok yang memperoleh dukungan Iran bertanggung jawab atas serangan itu. ‘’Kami masih menghimpun fakta, kami tahu ini dilakukan kelompok militan dukungan Iran yang beroperasi di Suriah dan Irak,’’ katanya.
Bahkan, Biden bertekad kejadian ini tak akan dibiarkan begitu saja. ’’Jelas, kami akan meminta pertanggungjawaban pada saat dan cara yang kami pilih,’’ katanya. Ia lalu mengajak massa mengheningkan cipta atas kematian tiga personel pasukan AS itu.
Kebetulan saat itu Biden sedang dalam kampanye pilpres di South Carolina. Ia menegaskan akan membalasnya. Menhan AS Lloyd Austin melontarkan ancaman yang sama. Ia dan sejumlah pejabat senior sebelumnya memberi ringkasan informasi soal serangan ke Biden.
Selain tiga orang tewas, 34 personel lainnya terluka dan diperiksa atas potensi luka trauma otak, ungkap seorang pejabat AS. Dua pejabat lain menuturkan, mereka yang terluka telah dievakuasi dari pangkalan untuk perawatan lebih lanjut.
‘’Beberapa personel yang terluka terlihat kritis tetapi dalam kondisi stabil,’’ ujar pejabat lainnya. Dua pejabat AS mengungkapkan serangan drone menghantam lokasi dekat barak pada pagi buta, inilah mengapa jumlah korban cukup banyak.
The Islamic Resistance in Iraq, payung organisasi kelompok militan yang didukung Iran mengeklaim telah menyerang tiga pangkalan militer AS, termasuk yang ada di perbatasan Yordania-Suriah. Serangan ini dampak eskalasi akibat perang Israel-Hamas pada 7 Oktober.
Sejak saat itu, pasukan AS menjadi target serangan yang berlangsung sebanyak 150 kali, menyebabkan 70 orang jadi korban. Jumlah ini sebelum terjadinya serangan pada Ahad.
Partai Republik yang kini menjadi oposisi menganggap serangan ini bukti kegagalan Biden, presiden dari Demokrat dalam berhadapan dengan Iran. Sebab, kelompok-kelompok yang dilindungi dan berafiliasi dengan Iran mampu menyerang pasukan AS di kawasan.
‘’Satu-satunya jawaban atas serangakaian serangan itu adalah dengan mengerahkan serangan militer terhadap pasukan Iran. Apa pun kebijakan yang diambil tak sekeras itu, membuktikan Biden sebagai pengecut,’’ kata senator dari Republik, Tom Cotton.
Menurut Ketua Fraksi Republik di Senat Mitch McConnell, tak adanya aksi tegas dari Biden membuat musuh-musuh AS di Timur Tengah menjadi berani. ‘’Sudah saatnya menanggapi serius agresi ini sebelum lebih banyak warga AS yang gagah berani kehilangan nyawanya.’’
Pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri, mengaitkan serangan itu terhadap operasi militer Israel di Gaza. ’’Pembunuhan atas tiga personel militer AS adalah pesan ke Pemerintah AS, jika pembunuhan warga sipil Gaza tak berhenti, akan ada perlawanan.’’
Tak lupa, ia pun menyampaikan peringatan. ’’Agresi Amerika-Zionis terhadap Gaza bisa memicu ledakan situasi di kawasan Timur Tengah.’’ (reuters/han)