Ukraina Masukkan 14 Perusahaan Cina dalam Daftar Sponsor Perang
BEIJING – Cina meminta Ukraina segera menghapus lebih dari selusin perusahaan asal negeri tersebut dari daftar sebagai sponsor perang internasional, Kamis (1/2/2024). Dengan tindakan itu, Cina ingin Kiev menghindarkan diri dari dampak negatifnya.
Pernyataan itu muncul setelah Reuters melaporkan bahwa bulan lalu duta besar Cina di Kiev menyampaikan kepada para pejabat Ukraina bahwa memasukkan perusahaan-perusahaan Cina ke dalam daftar sponsor perang akan menganggu hubungan bilateral kedua negara.
‘’Dubes Cina menyatakan semua (situasi terkait daftar hitam) bisa mengakibatkan dampak negatif pada hubungan dua negara,’’ungkap salah satu dari dua pejabat senior Ukraina mengenai pertemuan tersebut.
Menurut dia, Cina tak menyampaikan ketentuan tertentu bagi Ukraina tetapi dengan lugas menyampaikan pandangannya soal daftar yang dibuat Ukraina. Ukraina mendaftar 48 perusahaan secara global sebagai sponsor perang internasional, termasuk 14 perusahaan dari Cina.
Kategori ini menjelaskan perusahaan-perusahaan itu secara tak langsung membantu atau berkontribusi pada upaya perang Rusia menggempur Ukraina. Dengan jumlah 14 perusahaan, Cina paling banyak masuk daftar diikuti AS delapan, Prancis empat, dan Jerman sebanyak empat perusahaan.
Sumber kedua menuturkan, Beijing sepertinya menghubungan soal daftar ini dengan pembelian gandum Ukraina oleh Cina.
Sebelum invasi skala penuh Rusia ke Ukraina pada 24 Februari, Cina merupakan mitra dagang terbesar Ukraina. Hingga kini masih tetap menjadi konsumen penting bagi gandum, minyak bunga matahari, dan bijih besi yang dihasilkan Ukraina.
‘’Cina tegas menentang dimasukkannya perusahaan-perusahaan Cina dalam daftar itu dan meminta Ukraina segera mengoreksi kesalahannya serta menghapus dampak negatifnya,’’ ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina setelah pemberitaan Reuters.
Beijing selama ini memiliki hubungan dekat dengan Rusia dan menahan diri untuk mengkritik Moskow atas invasi mereka ke Ukraina. Di sisi lain, mereka menegaskan integritas wilayah seluruh negara harus dihormati. Cina juga menawarkan bantuan untuk memediasi kedua negara.
Daftar hitam yang tak memiliki implikasi hukum bagi perusahaan yang dimasukkan ke dalamnya, menyentuh isu semakin ekstensifnya kerja sama antara perusahaan Cina dan Rusia dalam sejumlah sektor seperti minyak dan gas, sumber utama pendapatan bagi Moskow.
Kemitraan ini melibatkan perusahaan raksasa Cina dalam bidang energi, yakni China National Petroleum Corporation (CNPC), China Petrochemical Corporation (Sinopec Group), dan China National Offshore Oil Corporation (CNOOC).
Sinopec and CNOOC belum merespons saat diminta komentarnya mengenai daftar hitam buatan Ukraian. Sedangkan CNPC menyatakan daftar itu bukan hal yang baru.
Meski Cina secara luas diketahui merupakan sekutu Kremlin tetapi Ukraina tampak bersikap hati-hati agar tak membuat murka kekuatan ekonomi kedua dunia tersebut. Mereka berulang kali meminta Beijing terlibat dalam upaya diplomasi mengakhiri perang Ukraina-Rusia.
Ukraina juga telah menyampaikan cetak biru perdamaian dalam serangkaian pertemuan internasional. Cina menghadiri salah satu dari pertemuan yang digelar di Jeddah, Arab Saudi tahun tetapi di pertemuan lainnya absen.
Cina merupakan tujuan utama ekspor pangan Ukraina setelah invasi Rusia. Sebanyak 7,9 juta metric ton gandum diekspor melalui Laut Hitam atau yang disebut koridor gandum. Sekitar 30 persen ekspor termasuk pangan, baja, dan bijih besi dikapalkan ke Cina. n reuters/han