Militer

Tak Peduli Ada Gencatan Senjata, AS Tetap akan Kirim Senjata untuk Israel

Tentara Israel berjaga di dekat perbatasan Jalur Gaza, di Israel selatan.
Tentara Israel berjaga di dekat perbatasan Jalur Gaza, di Israel selatan.

WASHINGTON – Pemerintah AS siap mengirimkan bom dan senjata lain ke Israel untuk memperkuat militer mereka. Langkah ini tetap akan ditempuh meski AS terus mendorong gencatan senjata di Gaza. Demikian laporan Wall Street Journal (WSJ), Jumat (16/2/2024).

Senjata yang masuk dalam daftar pengiriman termasuk bom MK-82 dan KMU-572 Joint Direct Attack Munitions yang menambah panduan lebih presisi saat pengeboman, dan bom FMU-139. Nilainya bisa mencapai puluha juta dolar AS.

‘’Rancangan pengiriman senjata masih terus dikaji secara internal,’’ ungkap seorang pejabat AS seperti dikutip WSJ. Detail rancangan bisa berubah sebelum pemerintah menginformasikan ke pimpinan komite di kongres yang akan memberikan persetujuan.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Departemen Luar Negeri dan Departemen Pertahanan AS, Pasukan Pertahanan dan Kementerian Pertahanan Israel belum merespons ketika diminta pernyataannya mengenai rencana pengiriman senjata ke Israel.

Pada Desember 2023, Pemerintahan Presiden Joe Biden dua kali melewatkan kajian Kongres mengenai penjualan senjata ke Israel. Biden menuai kritik karena terus memasok senjata untuk Israel. Senjata buatan AS digunakan Israel untuk membunuh warga tak berdosa.

Sebelumnya, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrell menyeru agar AS memutus pasokan senjata ke Israel. Pertimbangannya kini semakin banyak warga sipil tak berdosa kehilangan nyawa akibat serangan militer Israel ke Gaza.

Borrell merujuk juga pernyataan Presiden AS Joe Biden yang pekan lalu menyatakan, serangan Israel ke Gaza sudah berlebihan. Para pejabat AS dan Barat juga telah berulang kali mengungkapkan terlalu banyak warga sipil meninggal di Gaza karena operasi militer Israel.

‘’Jika Anda meyakini terlalu banyak orang sudah kehilangan nyawa, mungkin Anda sebaiknya memasok lebih sedikit senjata untuk mencegah lebih banyak orang terbunuh,’’ kata Borrell setelah pertemuan para menteri UE di Brussels, Belgia, Senin (12/2/2024).

Borrell melanjutkan,’’Jika komunitas internasional meyakini bahwa apa yang terjadi di Gaza adalah pembantaian, banyak orang yang terbunuh, mungkin kita sudah saatnya berpikir harus bertindak ketat soal senjata.’’

AS merupakan negara pemasok senjata terpenting bagi Israel. Setiap tahun mereka memberikan bantuan militer 3,8 miliar dolar AS, mencakup pesawat-pesawat tempur hingga bom berkekuatan tinggi. Hingga kini AS belum berpikiran memangkas bantuan itu.

Ditanya mengenai pernyataan Borrell apakah AS akan mempertimbangkan untuk memangkas bantuan militer ke Israel, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Matthew Miller membela kebijakan negaranya selama ini.

Ia berdalih, bantuan militer itu membuat pemerintahan Biden memiliki kemampuan besar dalam memengaruhi Israel.’’Kami belum memperhitungkan bahwa langkah itu (memangkas pasokan senjata) akan lebih berdampak besar dari langkah lainnya.’’

Borell juga mencermati putusan pengadilan banding Belanda yang memerintahkan Pemerintah Belanda menghentikan ekspor suku cadang pesawat tempur F-35 ke Israel. Pesawat itu digunakan dalam pelanggaran hukum internasional dalam perang di Gaza.

Sangat kontradiktif, jelas dia, banyak negara berulang kali menyatakan Israel telah terlalu banyak membunuh warga sipil di Gaza tetapi tak berbuat konkret mencegah terjadinya pembunuhan.

Pengadilan banding Belanda memerintahkan pemerintah mengeblok semua ekspor suku cadang pesawat tempur F-35 ke Israel. Pertimbangannya soal kemungkinan ini digunakan dalam melanggar hukum internasional selama Israel menyerang Gaza. n reuters/han

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image