Kabar Diplomasi

KBRI Moskow dan ASEAN Center Gelar 'Acara Day of Indonesia in MGIMO'

Warga Rusia menarikan Tari Pendet dari Bali dalam sesi budaya acara “Day of Indonesia in MGIMO” di Moskow, Rusia, Rabu (27/3/2024).  (Dok. KBRI Moskow)
Warga Rusia menarikan Tari Pendet dari Bali dalam sesi budaya acara “Day of Indonesia in MGIMO” di Moskow, Rusia, Rabu (27/3/2024). (Dok. KBRI Moskow)

MOSKOW -- Moscow State Institute of International Relations University (MGIMO) menggelar acara “Day of Indonesia in MGIMO” (DOIIM) bertema “Indonesia’s role as a leader in the turbulent world”, Rabu (27/3/2024). MGIMO dikenal sebagai kampus elite yang banyak mencetak diplomat top Rusia. Kolaborasi KBRI Moskow dan ASEAN Center MGIMO ini dihadiri 100 hadirin dari kalangan mahasiswa, staf KBRI Moskow dan MGIMO, serta Indonesianis.

Rowing between two reefs atau mendayung antara dua karang yang dicetuskan Muhammad Hatta pada 2 September 1948, menjadi landasan politik luar negeri bebas aktif yang dianut Indonesia. Landasan tersebut hingga kini masih relevan dalam menjaga kedaulatan Indonesia di tengah situasi geopolitik dunia saat ini,” ujar Duta Besar (Dubes) RI untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus Jose Antonio Morato Tavares, dalam keterangan tertulis pada Senin (1/4/2024).

Duta Besar (Dubes) RI untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus Jose Antonio Morato Tavares memberikan sambutan.  (Dok. KBRI Moskow)
Duta Besar (Dubes) RI untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus Jose Antonio Morato Tavares memberikan sambutan. (Dok. KBRI Moskow)

Dubes Tavares menyampaikan terima kasih atas penyelenggaraan kegiatan “Day of Indonesia in MGIMO” ini. Ia memberi paparan singkat mengenai latar belakang politik luar negeri dan kepemimpinan RI di kawasan.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Acara DOIIM dibagi dalam sesi akademis dan sesi budaya. Sesi akademis DOIIM diawali mengheningkan cipta atas aksi terorisme di Crocus City Hall Moskow yang menewaskan 137 orang dan lebih dari 150 orang luka. Sambutan dalam acara ini disampaikan antara lain oleh Wakil Rektor MGIMO Andrey Bayko selaku tuan rumah. Tampil juga Wakil Direktur Asia-3 Kemlu Rusia Sergey Tolchenov dan Wakil Duta Besar Kedubes Rusia di Jakarta Veronika Novoseltseva.

Sementara Dr Muhadi Sugiono, pengajar Universitas Gadjah Mada yang diundang ASEAN Centre memberikan kuliah umum. Ia menyampaikan pandangannya mengenai sejarah kepemimpinan Indonesia di GNB dan peran kepemimpinan Indonesia dalam konteks transformasi global dewasa ini.

Sesi akademis DOIIM dilanjut dengan diskusi yang digelar secara hibrida, dengan narasumber Dewi Fortuna Anwar dari BRIN, Victor Sumsky dan Nikita Kuklin dari ASEAN Center, Yose Rizal Damuri Direktur Eksekutif CSIS Indonesia, Muhadi Sugiono dan Lukman Nul Hakim dari UGM. Acara ini dimoderatori Ekaterina Koldunova.

Sesi akademis   (Dok. KBRI Moskow)
Sesi akademis (Dok. KBRI Moskow)

Para pembicara saling bertukar pikiran mengenai perkembangan terbaru hubungan internasional maupun kerja sama Indonesia-Rusia. Bahasan lainnya adalah dampak pemilihan presiden terhadap kebijakan dan politik luar negeri Indonesia, pendekatan Rusia dan Indonesia terhadap ASEAN, dan berbagai isu pembangunan regional dan transformasi global lainnya.

Aneka tari dan kue Indonesia

Pada sesi budaya, DOIIM menampilkan tarian Pendet (Bali), Bajidor Kahot (Jawa Barat), Merak (Jawa Barat), dan Piring (Sumatera Barat). Uniknya, tarian tersebut dilakukan warga Rusia dan Indonesia anggota sanggar tari Kirana Nusantara Dance binaan KBRI Moskow. Selain tarian, ada pula pementasan drama “Legenda Sangkuriang” berbahasa Indonesia dengan terjemahan Rusia oleh mahasiswa Rusia kelas studi Indonesia di MGIMO.

“Tarian Indonesia tadi bagus sekali dan saya tertarik bergabung ke grup tari KBRI,” ujar Irina, mahasiswi kelas bahasa Indonesia MGIMO. “Nanti sambil menari, saya bisa juga memperlancar bahasa Indonesia saya,” ujarnya.

Acara ditutup kuisyang memperebutkan hadiah aneka suvenir menarik khas Indonesia. DOIIM yang dimulai pukul 12.00 siang ini akhirnya ditutup pukul 20.00 dengan sajian camilan tradisional khas Indonesia, seperti lapis legit, pastel, kue lumpur, dadar gulung, dan kue ku, dipadu dengan kue-kue khas Rusia.

MGIMO adalah kampus terkemuka yang banyak mencetak diplomat top Rusia dan negara Commonwealth of Independent States (CIS), seperti presiden Azerbaijan, presiden Kazakhstan, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, dan Jubir Kemenlu Rusia Maria Zakharova. Sejak 2022, MGIMO memberi beasiswa bagi lima mahasiswa Indonesia program master.

Menurut QS World University ranking by subject pada 2021, dari 1453 kampus dari 157 negara di dunia, MGIMO menempati peringkat ke-1 Rusia dan ke-41 dunia dalam “Politics and International Relations”. MGIMO juga duduk di eringkat ke-151 untuk “Modern languages”; peringkat ke-201 untuk “Social Science and Management.” Di Rusia terdapat 170 universitas yang masuk QS World of Ranking, dengan berbagai peringkatnya. (ost)

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image