Sejarah: Aktivis Hak Sipil Martin Luther King Jr. Ditembak
DIPLOMASI REPUBLIKA, Aktivis hak-hak sipil Amerika Serikat (AS), Martin Luther King Jr. ditembak pada 4 April 1968. Ia meninggal pada hari yang sama.
Pria kelahiran 15 Januari 1929 ini terlahir dengan nama asli, Michael King, Jr. Pendeta Baptis ini aktif dalam mengadvokasi hak-hak sipil di AS sejak pertengahan 1950-an.
Laman Britannica menyebutkan, kepemimpinannya amat fundamental pada keberhasilan gerakan untuk mengakhiri segregasi warga Amerika keturunan Afrika di AS. Namanya kian dikenal secara nasional ketika ia menjadi ketua Southern Christian Leadership Conference (SCLC).
Gerakan pimpinan King mempromosikan taktik tanpa kekerasan. Salah satu aksinya adalah unjuk rasa di Washington pada 1963. Acara itu dihadiri sekitar 200 ribu orang di Lincoln Memorial.
Di sanalah, pidato King selama 17 menit menjadi amat fenomenal. Massa begitu terhanyut oleh kepiawaian orasi King dengan judul, "I have a dream." dalam pidatonya, ia menekankan keyakinannya bahwa suatu hari, semua orang akan bersaudara. Ia mendapat Hadiah Nobel Perdamaian pada 1964.
Tanggal 4 April 1968 di Memphis, Tennessee, King sedang merancang rencana aksi massa yang akan digelar di Washington, DC. Dalam salah satu momen, ia ditembak James Earl Ray. King meninggal dunia.
Kepergiannya melecut kerusuhan di seluruh negeri. Tanggal 20 Januari 1986 dicanangkan sebagai hari libur federal untuk menghormati King. Pada 17 Januari 2000, untuk pertama kalinya Martin Luther King Jr Day dirayakan di seluruh 50 negara bagian AS.
Tanggal peringatannya memang tidak dipastikan. Pada 1992, Presiden George HW Bush memproklamasikan, peringatan Martin Luther King Jr dirayakan setiap Senin ketiga pada Januari. (yen)