Kabar Diplomasi

Delegasi DPR RI Pimpinan Fadli Zon Sambangi Swedia

Duta Besar Indonesia untuk Swedia Kamapradipta Isnomo (ujung kanan), delegasi BKSAP bertemu Sekretaris Jenderal International Institute for Democracy and Electoral Assistance (IDEA). (Dpk. KBRI Stockholm)
Duta Besar Indonesia untuk Swedia Kamapradipta Isnomo (ujung kanan), delegasi BKSAP bertemu Sekretaris Jenderal International Institute for Democracy and Electoral Assistance (IDEA). (Dpk. KBRI Stockholm)

DIPLOMASI REPUBLIKA, STOCKHOLM -- Delegasi Badan Kerja Sama Antarparlemen (BKSAP) DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Swedia pada 25-28 April 2022. Pada kunjungan kerja ini, delegasi sempat membahas isu demokrasi dan demokratisasi di Indonesia dan Asia Tenggara.

Delegasi BKSAP DPR RI dipimpin oleh Dr Fadli Zon dan beranggotakan Putu Supadma Rudana, Mardani Ali Sera, dan Achmad Hafisz Tohir. Mereka melakukan berbagai pertemuan yakni pertemuan dengan Sekretaris Jenderal International Institute for Democracy and Electoral Assistance (IDEA), pertemuan dengan Kementerian Luar Negeri Swedia dan Parlemen Swedia. Mereka juga bertemu dengan kalangan bisnis Swedia, termasuk industri perjalanan di negeri itu.

Saat bertemu International IDEA, delegasi membahas berbagai isu terkait demokrasi dan demokratisasi di Indonesia dan Asia Tenggara. Mereka juga membahas kiprah IDEA di Indonesia selama ini termasuk berbagai kerja sama yang telah dan dapat dilakukan dalam bidang demokrasi dengan IDEA. Pada akhir pertemuan, Fadli Zon mengundang Sekretaris Jenderal IDEA untuk menghadiri Parliament 20 di Bali pada akhir bulan Oktober mendatang.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Pada hari yang sama, KBRI Stockholm juga menyelenggarakan ‘Tourism Fika’ yang mempertemukan delegasi BKSAP dengan kalangan industri perjalanan dan pariwisata di Swedia. Hadir pada pertemuan ini, perwakilan dari PATA Swedia, Travel News Market, agen perjalanan wisata, dan perusahaan penerbangan seperti Emirates dan Turkish Airlines.

"Pertemuan ini memberikan kesempatan untuk mempromosikan pariwisata Indonesia sekaligus mendengarkan pandangan dari kalangan industri pariwisata Swedia mengenai bagaimana meningkatkan minat publik Swedia terhadap destinasi wisata Indonesia," kata Duta Besar Indonesia untuk Swedia Kamapradipta Isnomo, dalam keterangan tertulis yang diterima Diplomasi Republika.

Delegasi BKSAP bertemu dengan Kementerian Luar Negeri Swedia yang diwakili oleh Department of Asia Pacific dan UN Policy Department. Pada pertemuan ini disebutkan bahwa hubungan bilateral kedua negara dilandasi oleh nilai-nilai bersama yang kuat, salah satunya adalah memajukan dialog dan dukungan terhadap pendekatan multilateralisme dalam penyelesaian masalah. Kedua pihak juga sepakat untuk mengintensifkan hubungan bilateral diantaranya dengan meningkatkan people-to-people contact terutama melalui pariwisata, hubungan perdagangan dan antarparlemen.

Pada kunjungan ke Parlemen Swedia, Riksdag, delegasi BKSAP bertemu dengan Second Deputy Speaker, Ms Lotta Johnsson Fornave; Komite Perdagangan dan Industri serta Komite Lingkungan Hidup dan Pertanian; dan delegasi Inter-Parliamentary Union (IPU) Swedia.

Kunjungan ke Parlemen Swedia (Dok. KJRI Stockholm)
Kunjungan ke Parlemen Swedia (Dok. KJRI Stockholm)

Dalam beberapa pertemuan dengan parlemen tersebut, ditekankan bahwa parlemen harus memiliki peran yang penting dalam isu-isu global, termasuk dalam mendorong perdamaian dunia dan mendorong isu gender karena parlemen mewakili suara rakyat. Sebagai salah satu negara demokrasi yang tua, Swedia dari 100 tahun yang lalu telah mendorong peran perempuan dalam Parlemen dengan terpilihnya lima anggota Parlemen perempuan pertama di Swedia pada tahun 1912. Sebagai sesama negara demokrasi, kedua negara dapat berbagi pengalaman dan bertukar pikiran mengenai banyak isu, termasuk isu gender.

Kemaritiman dan blue economy

Di antara isu strategis lain yang dibahas adalah kerja sama kemaritiman dan blue economy mengingat kedua negara merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Dampak kerusakan lingkungan dan polusi plastik terhadap ekonomi kelautan menjadi perhatian parlemen kedua negara.

Keterbatasan energi tidak terbarukan dan sifatnya yang rawan terhadap gejolak dunia seperti konflik di Ukraina baru-baru ini. Kedua negara dapat menjajaki kerja sama pada bidang energi terbarukan seperti energi yang menggunakan tenaga angin, arus laut, biomass, dan waste to energy.

Terakhir, pada pertemuan ini juga dibahas kemungkinan membentuk kelompok persahabatan Swedia-Indonesia dalam Parlemen Swedia sebagai tindak lanjut kunjungan kerja tersebut. (yen)

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image