Keren, Dalang Bule Ini Mainkan Wayang Golek di San Francisco
DIPLOMASI REPUBLIKA, SAN FRANCISCO -- Pertunjukan wayang golek pada Sabtu (22/10) ini memang tidak biasa. Pertunjukan bertajuk “Wayang Golek - The Stunning World of Sundanese Rod Puppets Theatre” ini dimainkan dalang bule asal Amerika Serikat (AS) dan digelar di komunitas asing di AS. Acara ini digelar di Wisma Indonesia, San Francisco, AS.
Kathy Foley adalah pakar seni budaya khususnya wayang golek yang tinggal di Santa Cruz, AS. Ia sukses mempromosikan kesenian Indonesia dari tahun ke tahun, khususnya seni Sunda dan wayang golek ke publik AS. Kesenian wayang golek memang digemari di tengah-tengah warga lokal maupun asing di San Francisco Bay Area.
Keahlian Foley mengenai wayang tidak saja cara memainkan dengan penghayatan dan intonasi suara yang tepat, namun dirinya juga seorang profesor yang menekuni budaya Sunda. Ia tinggal puluhan tahun di Jawa Barat, sehingga mampu menghayati pembawaan seluruh karakter wayang yang ditampilkannya.
“Suatu kebanggaan tersendiri bagi saya bisa menjadi dalang dalam memainkan kesenian wayang golek di depan publik AS khususnya di San Francisco Bay Area,” kata Kathy Foley di hadapan ratusan tamu yang hadir.
Kathy Foley mengangkat cerita dan pesan kearifan dalam kehidupan manusia mikrokosmos dalam alam makrokosmos terutama mengenai manusia sebagai entitas mikrokosmos yang bermasyarakat dan berbudaya. Cerita tersebut juga digabungkan dengan beberapa kisah Mahabharata dan Ramayana hingga dakwah Islam serta cerita rakyat (folkore) dan legenda di tengah masyarakat Sunda atau Priangan seperti Sangkuriang dan Mundinglaya Dikusumah.
“Saya sangat antusias menyiapkan pertunjukan ini dan tidak mengira antusiasme yang tinggi dibuktikan dengan kehadiran ratusan orang dari berbagai kalangan di San Francisco pada acara budaya Indonesia ini,” ujar guru besar emeritus UC Santa Cruz tersebut.
Konjen RI San Francisco Prasetyo Hadi mengungkapkan, pertunjukan wayang golek ini memang sudah lama dinanti. “Ini merupakan pertama kalinya KJRI San Francisco menggelar pertunjukan wayang golek kepada khalayak publik AS," kata Prasetyo dalam keterangan tertulis yang diterima Diplomasi Republika, Ahad (23/10).
"Sebelumnya, kita mendengar beberapa tokoh seni dan budaya lokal bahkan para akademisi berbagai universitas terkemuka di AS, khususnya San Francisco Bay Area, bertanya-tanya kapan pertunjukan wayang golek digelar oleh KJRI,“ ujarnya menambahkan.
Kegiatan pertunjukan wayang golek ini disesuaikan dengan segmentasi audiens yang hadir. mereka mayoritas adalah orang asing yang terdiri dari mitra kerja asing, para pakar/akademisi, serta pelaku dan penggiat seni dan budaya lokal dan asing di AS khususnya San Francisco.
“Pertunjukan wayang golek kali ini meliputi presentasi edukasi mengenai sejarah, nilai falsafah, cerita, serta pelajaran karakter dan watak beberapa tokoh wayang, serta pertunjukan sinoptik wayang golek yang membawa kisah cerita pertarungan baik dan buruk antara Pandawa dan Kurawa,” tambah Prasetyo.
Menurut Prasetyo, diplomasi seni dan budaya harus lebih tepat sasaran menyasar pihak-pihak asing terutama mereka yang belum banyak mengenal dan mendalami budaya Indonesia. “Dengan kehadiran yang hampir semuanya didominasi oleh orang asing dan bahkan para akademisi, ini akan semakin memberikan harapan diplomasi budaya lebih mengena pada sebanyak-banyaknya masyarakat asing setempat sehingga tercipta cultural awareness dan nation branding tentang keberagaman budaya Indonesia.” ujar Prasetyo.
Pertunjukan wayang golek penting untuk semakin melestarikan salah satu seni tradisional dunia yang dimiliki Indonesia. Ini sejalan dengan penetapan wayang golek oleh UNESCO sebagai salah satu Mahakarya Warisan Kemanusiaan Lisan dan Nonbendawi dunia (Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) bersama dengan wayang kulit dan wayang klitik, pada 7 November 2003. Di samping itu, pelestarian budaya Indonesia sebagai bagian dari warisan budaya tak benda dunia melalui pertunjukan wayang golek seperti ini diharapkan akan semakin meningkatkan penghormatan dunia internasional terhadap kekayaan budaya Indonesia.
Konsul Pensosbud, Mahmudin Nur Al-Gozaly, menyampaikan, acara diplomasi budaya seperti yang dipertunjukan oleh seorang pakar asing yang menyasar orang-orang asing merupakan salah satu strategi yang penting untuk dilakukan Perwakilan RI San Francisco. "Ini media untuk semakin mempromosikan kekayaan dan keberagaman Indonesia yang multikultural," katanya. (yen)