Catatan Tentang 'Gau Maraja' Sulawesi Selatan 2019-2022

Corner  

Secara keseluruhan, saya punya beberapa poin yang mungkin perlu diperhatikan, dan menjadi saran atau masukan untuk event GM selanjutnya. Di antaranya, yaitu:

1. Perlunya menyinkronkan antara tema dan sajian pertunjukan para penampil. Mengapa hal itu penting? Agar para sanggar dan penampil melakukan suatu kebaruan karya yang ditampilkan. Hampir dominan yang saya saksikan, garapan yang dibawakan para penampil sudah pernah disajikan di tempat lain.

Selain adanya kebaruan karya, para sanggar atau penampil juga betul-betul melakukan riset yang tematik dan bertanggung jawab atas karyanya, sehingga kami para penonton mendapatkan pengetahuan baru, bahwa di lokasi mereka mempunyai spirit atau konteks yang sesuai dengan tema yang ditawarkan. Oleh sebab itu, penyeleksian karya betul-betul terintegrasi dan menghasilkan produk pertunjukan yang berkualitas.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

2. Setelah atau sebelum pertunjukan disiapkan ruang sharing karya. Maksudnya, panitia GM mewadahi para penyaji mendeskripsikan karya masing-masing, yang idealnya berbentuk ruang diskusi atau pembuatan video proses penciptaan karya masing-masing. Sehingga luarannya, dapat menjadi suatu bahan kompilasi buku atau media cetak yang menjadi portofolio GM dan masing-masing sanggar.

3. Kemudian, saya sedikit menyayangkan tidak dilibatkannya aksara lontara’ sedikit pun dalam GM ini. Padahal, ini ajang dakwah atau menyiarkan kembali aksara kebanggaan bersama itu. Apalagi ini merupakan event besar dalam naungan Pemprov Sulawesi Selatan. Seperti di beberapa kegiatan lainnya, banyak kegiatan seolah-olah ber-lontara’ tapi tidak beraksara lontara’, semoga dipahami maksudnya.

4. Dari rentetan episode GM I-II-III, saya masih meraba pesan apa yang ingin disampaikan oleh Dg. Parewa. Apakah hanya sebatas spirit maritim? Lalu, relevansinya kepada penonton sampai saat ini apa? Mana pengetahuan barunya? Sekali lagi, tema besar kegiatan harusnya saling berajut dengan pertunjukan lainnya, sehingga kami para penonton mendapatkan titik fokus pada masing-masing pertunjukan yang disajikan event GM ini.

5. Posisi BPNB sebagai stakeholder pemerintah yang menggelar event GM, bertanggung jawab penuh dalam mengedukasi, sekaligus meningkatkan mental berkesenian masyarakat lewat ruang seni pertunjukan, khususnya skala Provinsi Sulawesi Selatan.

Dalam setiap proses tentu diperlukan dinamika yang fluktuatif agar menjadi bahan reflektif. Demikian sekadar catatan dari saya, semoga menjadi bahan pertimbangan positif untuk menambah porsi kualitas pertunjukan GM pada masa mendatang.

Tak lupa, saya juga menaruh hormat setinggi-tingginya dan salut kepada penyelenggara GM I-II-III.

Ke depannya, kami berharap, mendapatkan sajian pertunjukan yang menambah pengetahuan, sensivitas, dan mental berkesenian masyarakat Sulawesi Selatan menjadi lebih baik dan adaptif. (rin)

* Tulisan kiriman pembaca Diplomasi.republika.co.id. Isi tulisan dan konten sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.

* Kontak kami diplomasi@rol.republika.co.id

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image