Erdogan Masih Bertahan, Timur Tengah Berjalan Seperti Biasanya

Mancanegara  
Pendukung Presiden Recep Tayyip Erdogan bersorak di luar markas AKP (Partai Keadilan dan Pembangunan) di Istanbul, Turki, Senin dini hari (15/5/2023). Lebih dari 64 juta orang, termasuk 3,4 juta pemilih luar negeri, berhak memilih. Sumber:AP Photo/Khalil Hamra. file (Republika.co.id)
Pendukung Presiden Recep Tayyip Erdogan bersorak di luar markas AKP (Partai Keadilan dan Pembangunan) di Istanbul, Turki, Senin dini hari (15/5/2023). Lebih dari 64 juta orang, termasuk 3,4 juta pemilih luar negeri, berhak memilih. Sumber:AP Photo/Khalil Hamra. file (Republika.co.id)

DIPLOMASI REPUBLIKA, DUBAI – Prospek Presiden Recep Tayyip Erdogan memenangkan jabatan presiden untuk periode selanjutnya menyalakan alarm di wilayah Timur Tengah (Timteng). Namun kekuatan Erdogan pada pemilu Ahad (14/5/2023) memupus kekhawatiran yang ada.

Erdogan meraih suara kurang dari 50 persen dan posisinya menguntungkan pada putaran kedua pilpres melawan capres oposisi Kemal Kilicdaroglu. Keunggulan Erdogan di putara pertama mematahkan jajak pendapat yang memprediksi Erdogan kalah.

Lebih dari 20 tahun berkuasa, Erdogan menempuh kebijakan ‘berotot’, dengan mengirimkan pasukan untuk memerangi Kurdi di Irak, menguasai perbatasan Suriah, serta mendukung pasukan Pemerintah Libya saat terjadi tren perubahan pemerintahan di Timteng.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Namun, saat ekonomi Turki meredup, Erdogan mengubah pendekatannya. Ia mulai berkompromi dengan rival-rivalnya, seperti Uni Emirat Arab (UEA) meski tanpa diikuti penarikan pasukan yang ia tempatkan di lapangan.

Kurdi memandang Erdogan musuh tetapi mayoritas pemerintahan di Timteng menerimanya. ‘’Negara Teluk lebih suka kontinuitas. Tentu, sosok yang kita tahu lebih baik daripada yang tidak kita ketahui,’’ kata pengamat politik UEA, Abdulkhaleq Abdulla, Senin (15/5/2023).

Erdogan berseberangan sikap dengan UEA, Arab Saudi, dan Mesir terkait dukungannya terhadap kelompok Islamis usai Arab Spring. Namun, momen revolusi berlalu dan Ikhwanul Muslimin melemah di kawasan. Mereka kemudian menyudahi sengketa.

Lalu, Erdogan memperbaiki hubungan dengan UAE pada 2021 dan dengan Riyadh tahun lalu. Imbalannya, Turki mendapatkan investasi dan bantuan ekonomi. Perubahan pendekatan ini juga membantu meredakan konflik di Libya.

Selama ini, UEA dan Mesir mendukung pasukan timur yang melawan Pemerintah Libya yang disokong Turki.

‘’Urusan berjalan seperti biasanya (setelah pilpres) dan Turki akan tetap menjadi kekuatan berpengaruh di mana setiap orang ingin bekerja sama,’’ kata Tarek Megerisi, pakar asal Libya di European Council on Foreign Relations.

Suriah dan Irak

Saat perang sipil Suriah terjadi, Erdogan mendukung pasukan perlawanan yang menentang Presiden Bashar al-Assad. Namun, saat jutaan pengungsi Suriah menyeberang ke perbatasan Turki dan pasukan Kurdi hadir di perbatasan, Erdogan mengubah fokusnya.

Ia kemudian bekerja sama dengan pendukung utama Assad, yaitu Rusia dan Iran untuk menangani konflik. Ia pun mengirimkan pasukan ke Suriah bermitra dengan kelompok perlawanan untuk merebut wilayah yang dikuasai Kurdi.

Di wilayah-wilayah perlawanan di mana Turki berhasil menghalau serangan Pemerintah Suriah, sejumlah kalangan mendukung Erdogan. Mereka khawatir jika Kilicdaroglu berkuasa, akan mengakhiri dukungan militer dan memulangkan pengungsi ke Suriah.

Berbeda dengan area yang mayoritasnya adalah Kurdi, mereka masih berharap oposisi Turki memenangkan pilpres putaran kedua mendatang.

‘’Kami ingin presiden berikutnya adalah Kilicdoroglu, bukan karena ia lebih baik daripada Erdogan. Namun, ada yang buruk dan lebih buruk,’’ ujar Aziz Suleiman, politisi Kurdi di utara Suriah. Pandangan ini menggema pula di utara Irak.

Kamaran Othman, yang mendokumentasukan operasi Turki di Irak, menyatakan, ia punya sedikit harapan oposisi Turki menang pilpres yang bisa mengubah kondisi dalam jangka panjang. Jika Erdogan terpilih kembali, maka akan melahirkan lebih banyak derita. (reuters/fer)

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image