Mancanegara

Korea Utara Simpan Warisan Dunia Juga Lho

Kompleks Makam Koguryo (dok. wikipedia)
Kompleks Makam Koguryo (dok. wikipedia)

DIPLOMASI REPUBLIKA-- Korea Utara yang selama ini selalu dianggap 'tertutup' dan eksklusif, ternyata menyimpan situs yang telah ditetapkan oleh organisasi internasional yang bergerak di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan, UNESCO. Bahkan, ada dua situs Warisan Dunia di Korea Utara (Korut) yang sudah terdaftar. Seperti yang dijabarkan oleh UNESCO tahun 2023 di lamannya, dua situs tersebut adalah:

1. Kompleks Makam Koguryo

Properti ini mencakup beberapa makam, baik kelompok maupun individu, yang individu berjumlah sekitar 30 makam. Makam-makam tersebut berasal dari periode akhir Kerajaan Koguryo, salah satu kerajaan terkuat di Tiongkok timur laut dan separuh Semenanjung Korea antara abad ke-3 SM hingga abad ke-7 Masehi.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Makam-makam tersebut, banyak di antaranya memiliki lukisan dinding yang indah, hampir merupakan satu-satunya peninggalan budaya ini. Hanya sekitar 90 dari lebih dari 10.000 makam Koguryo yang ditemukan di Cina dan Korea sejauh ini, yang memiliki lukisan dinding. Hampir setengah dari makam tersebut terletak di situs ini dan diperkirakan dibuat untuk pemakaman raja, anggota keluarga kerajaan, dan bangsawan. Keunikannya, lukisan-lukisan tersebut memberikan kesaksian mengenai kehidupan sehari-hari pada masa lalu.

2. Monumen dan Situs Bersejarah di Kaesong

Terletak di Kota Kaesong, selatan negara ini. Situs terdiri atas 12 komponen terpisah, yang bersama-sama menjadi saksi sejarah dan budaya Dinasti Koryo dari abad ke-10 hingga ke-14.

Tata letak geomantik bekas ibu kota Kaesong, istana, institusi dan kompleks makamnya, lalu tembok dan gerbang pertahanannya mencerminkan nilai-nilai politik, budaya, filosofi, dan spiritual dari era penting dalam sejarah wilayah tersebut. Monumen yang tertulis juga mencakup observatorium astronomi dan meteorologi, dua sekolah (termasuk satu sekolah yang didedikasikan untuk mendidik pejabat nasional), dan prasasti peringatan.

Situs ini pun menjadi saksi peralihan dari agama Buddha ke neo-Konfusianisme di Asia Timur dan asimilasi nilai-nilai, seperti budaya, spiritual, dan politik negara-negara yang ada sebelum penyatuan Korea di bawah Dinasti Koryo. Integrasi konsep Buddha, Konghucu, Tao, dan geomantik terlihat dalam perencanaan situs dan arsitektur monumennya. (zed)

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image