Serba Indonesia

Wow... Gunung Padang Indonesia Disebut Lebih Tua daripada Piramida Mesir

Seorang peneliti berjalan mengamati bongkahan batu di Situs Megalitikum Gunung Padang, di daerah Cianjur, Kamis (5/12/2022). (Republika/Edi Yusuf)
Seorang peneliti berjalan mengamati bongkahan batu di Situs Megalitikum Gunung Padang, di daerah Cianjur, Kamis (5/12/2022). (Republika/Edi Yusuf)

DIPLOMASI REPUBLIKA, CIANJUR--Sudah menonton dokumenter di Netflix yang berjudul 'Ancient Apocalypse' yang dirilis pada 2022? Ada situs Gunung Padang di Indonesia yang dibahas pada episode pertamanya lho.

Gunung Padang berada di perbatasan Dusun Gunungpadang dan Panggulan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Lokasinya dapat dicapai 20 kilometer dari persimpangan kota kecamatan Warungkondang, di jalan antara Kota Kabupaten Cianjur dan Sukabumi, seperti dilansir laman Disparbud Jawa Barat.

Para arkeolog telah menemukan bahwa Gunung Padang adalah 'piramida Indonesia', sebuah 'megalit' sedalam 98 kaki yang tenggelam di dalam bukit batu lava. Bahkan, temuan terbaru mengungkapkan bahwa Gunung Padang termasuk dalam piramida tertua di dunia.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Gunung Padang pertama kali ditemukan kembali oleh penjelajah Belanda, yakni Veerbek pada 1896 and Krom pada 1915. Situs ini disebut bangunan buatan manusia tertua yang diketahui berdasarkan ukurannya, setidaknya menurut penanggalan radiokarbon terbaru dari situs kuno tersebut, yang telah diteliti oleh tim ahli dari Indonesia.

Pengujian tersebut menempatkan konstruksi awal piramida, dengan ratusan anak tangga yang dipahat dari lava andesit, berasal dari lebih dari 16.000 tahun yang lalu, yakni pada Zaman Es terakhir.

Artinya, Gunung Padang kemungkinan berusia 10.000 tahun lebih tua dibandingkan semua monumen besar dan piramida Giza di Mesir, ataupun juga Stonehenge yang legendaris di Inggris.

"Gunung Padang bahkan mungkin terbukti ribuan tahun lebih tua dari 'megalit' Göbekli Tepe yang ditemukan di Turki dan disebut 'megalit tertua di dunia'," tulis Dailymail yang dikutip pada Sabtu (4/11/2023).

Dijelaskan bahwa selama ini, para ahli telah menghabiskan lebih dari satu abad (100 tahun) memperdebatkan, apakah struktur bawah tanah yang dikenal sebagai Gunung Padang benar-benar merupakan piramida buatan manusia, dan bukan hanya formasi geologi alami.

Antara tahun 2011 dan 2015, Danny Hilman Natawidjaja dari Badan Riset dan Inovasi Nasional Indonesia (BRIN) yang memimpin tim arkeolog, ahli geofisika, dan ahli geologi mengadakan penelitian untuk mengungkap misteri kuno ini.

Dengan menggunakan radar penembus tanah untuk mengambil gambar bawah permukaan, pengeboran inti, dan teknik penggalian 'parit', Natawidjaja dan rekan-rekan peneliti berhasil menyelidiki lapisan pertama Gunung Padang — yang terbentang sepanjang 9 lantai (98 kaki, atau 30 meter) di bawah permukaannya.

Untuk memastikan bahwa penanggalan radiokarbon mereka akurat, tim Natawidjaja bersusah payah memilih sampel tanah organik yang tepat dari inti bor dan dinding parit, sampel yang tidak tercemar oleh akar segar dari vegetasi modern.

Di inti piramida, tim menemukan apa yang mereka gambarkan sebagai struktur batu lava yang 'dipahat dengan cermat' dan 'masif' yang terbuat dari andesit: sejenis batuan beku berbutir halus.

Para peneliti pun menyatakan bahwa struktur tersebut mengungkap kehidupan manusia zaman dahulu yang sebenarnya dan dapat membalikkan persepsi mengenai mereka yang selama ini dianggap 'primitif'. Tim pun percaya bahwa Gunung Padang dibangun selama ribuan tahun, dalam 'tahapan yang rumit dan canggih', seperti pernyataan media asing tersebut.

Studi mengenai Gunung Padang kemudian diterbitkan dalam jurnal "Archaeological Prospection" yang terbit pada September 2023. "Studi ini dengan kuat menunjukkan bahwa Gunung Padang bukanlah sebuah bukit alami, melainkan sebuah konstruksi mirip piramida," tulis para peneliti.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan teknologi Indonesia sudah menetapkan Gunung Padang sebagai situs warisan budaya lokal pada 1998. Destinasi wisata sejarah ini juga masuk 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) pada 2022, yang diresmikan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (zed)

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image