Mancanegara

Pemilih Muslim AS Serius Gembosi Suara Biden di Pilpres 2024

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden (EPA-EFE/MIRIAM ALSTER)
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden (EPA-EFE/MIRIAM ALSTER)

DIPLOMASI REPUBLIKA, CHICAGO – Pemimpin komunitas Muslim AS di beberapa negara bagian yang menjadi persaingan sengit perolehan suara Partai Republik dan Demokrat atau swing state mengikrarkan janji untuk menarik dukungan mereka kepada Joe Biden pada Pilpres 2024.

Kesepakatan yang disampaikan pada Sabtu (2/12/2023) dalam konferensi pers di Detroit tersebut, dipicu kebijakan Biden yang kini menjabat presiden dalam merespons serangan Israel terhadap Hamas. Biden menolak menyerukan gencatan senjata di Gaza.

Para pendukung Demokrat di Michigan telah mengingatkan Gedung Putih bahwa penanganan isu perang Hamas-Israel yang merugikan Palestina bakal menyebabkan ongkos politik besar bagi Biden. Yakni, dukungan komunitas Arab akan tergerus dalam pilpres tahun depan.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Biden kini yang menjabat presiden setelah mengalahkan Donald Trump pada Pilpres 2020, akan kembali bertarung dalam pemilu tahun depan. Ia akan melawan kandidat presiden dari Republik. Ada kemungkinan ia bakal bertarung ulang dengan Trump.

Pemimpin komunitas Muslim dari Michigan, Minnesota, Arizona, Wisconsin, Florida, Georgia, Nevada, Pennsylvania berkumpul di belakang sebuah mimbar membacakan “Abandon Biden, ceasefire now” di Dearborn, Michigan.

Michigan dipilih bukan tanpa alasan, yakni karena merupakan kota konsentrasi komunitas Arab terbesar di AS. Terkait kondisi terkini di Gaza, pada Sabtu, Kementerian Kesehatan di Gaza menyatakan jumlah korban akibat serangan Israel telah menembus 15.200 orang.

Dua pertiga korban serangan Israel adalah perempuan dan anak-anak. Sementara, sebanyak 1.200 warga Israel tewas dalam serangan yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober lalu. Serangan membabi buta Israel membalas serangan Hamas pada 7 Oktober.

Keengganan Presiden Biden mendesakkan gencatan senjata merusak hubungannya dengan komunitas Muslim Amerika. Hal ini diungkapkan Jayalani Hussein dari Minneapolis, yang mengorganisasi konferensi di Michigan pada Sabtu.

‘’Keluarga dan anak-anak sedang dimusnahkan menggunakan dana pajak dolar kami. Apa yang kami saksikan saat ini merupakan tragedi di atas tragedi,’’ kata Hussein. Ia menambahkan, kemarahan komunitas Muslim dan Arab sudah melampaui hal terkait keyakinan.

‘’Salah satu hal yang membuat kami lebih merasa marah adalah fakta sebagian besar dari kami memilih Biden pada pilpres lalu,’’ katanya menegaskan. Sebelumnya, juru bicara Gedung Putih, Andrew Bates, menyatakan pemerintahan Biden telah mendorong jeda kemanusiaan.

Maksudnya, dihentikannya pertempuran agar bantuan kemanusiaan bisa masuk ke Gaza. Ia menambahkan, memerangi antisemitisme dan mendukung hak Israel membela diri akan selalu menjadi nilai utama bagi Presiden Biden.

Michigan, Wisconsin, Pennsylvania merupakan negara bagian penentu dalam kemenangan Biden pada 2020.

Menurut Pew Research Center, sekitar 3,45 juta warga AS mengidentifikasi dirinya sebagai Muslim atau 1,1 persen dari total populasi AS. Secara demografis, mereka selalu cenderung menjatuhkan pilihan pada calon dari Demokrat.

Namun, dalam pernyataan para pemimpin komunitas Muslim, pada Sabtu, dukungan terhadap Biden tergerus seiring dengan kian banyaknya laki-laki, perempuan, dan anak meninggal di Gaza akibat serangan yang dilakukan militer Israel.

‘’Sebagai Muslim Amerika kami bukanlah komunitas yang tak berdaya. Kami memiliki kekuatan. Kami bukan hanya punya uang, melainkan juga suara yang aktual. Kami akan menggunakan suara itu untuk menyelamatkan bangsa ini,’’ kata Hussein saat konferensi.

Hussein menegaskan pula, kecaman para pemimpin komunitas Muslim terhadap Biden, bukan berarti pula mengindikasikan dukungan terhadap mantan presiden Donald Trump. ‘’Kami tak hanya punya dua pilihan, tetapi beberapa pilihan. Kami akan mengkajinya.’’ (ap/han)

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image