Mancanegara

Dihasut Israel, 6 Negara Eropa Hentikan Pendanaan untuk Pengungsi Palestina

Warga Palestina yang mengungsi memegang panci dan ember kosong saat menunggu menerima bantuan makanan yang diberikan oleh kelompok pemuda Palestina di kamp pengungsi Rafah, Jalur Gaza Selatan, (25/1/2024). (EPA-EFE/HAITHAM IMAD)
Warga Palestina yang mengungsi memegang panci dan ember kosong saat menunggu menerima bantuan makanan yang diberikan oleh kelompok pemuda Palestina di kamp pengungsi Rafah, Jalur Gaza Selatan, (25/1/2024). (EPA-EFE/HAITHAM IMAD)

LONDON – Enam negara Eropa menghentikan pendanaan untuk badan PBB yang mengurusi pengungsi Palestina (UNRWA). Langkah ini menyusul munculnya tuduhan bahwa sejumlah staf UNRWA terlibat dalam serangan 7 Oktober 2023 yang dilakukan Hamas ke Israel.

Pada Sabtu (27/1/2024) enam negara tersebut, yaitu Inggris, Jerman, Belanda, Italia, Swiss, dan Finlandia mengikuti jejak AS, Australia, dan Kanada yang lebih dulu menghentikan pendanaan untuk UNRWA. Padahal badan ini krusial bagi para pengungsi Palestina.

Karena itu, UNRWA merespons keras atas tindakan negara-negara tersebut. ’’Warga Palestina mestinya tidak perlu mendapatkan tambahan hukuman kolektif seperti ini,’’ kata Philippe Lazzarini, komisioner jenderal UNRWA. ‘’Ini aib bagi kita semua.’’

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Selama beberapa pekan serangan Israel ke Gaza, UNRWA berkali-kali menyatakan kemampuan mereka dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Gaza berada di ujung tanduk. Tentu membutuhkan banyak dukungan dari kalangan internasional.

Menurut Lazzarini, penghentian pendanaan oleh sembilan negara mengancam kerja kemanusiaan di kawasan Palestina, khususnya Gaza. ’’Kami dibuat terguncang melihat penghentiaan pendaanaan akibat tuduhan kepada sejumlah staf kami,’’ katanya.

Padahal, UNRWA segera bertindak setelah muncul tuduhan itu dan menghentikan kontrak dengan mereka yang dituduh terlibat dalam serangan 7 Oktober. Penyelidikan independen yang transparan, tambah dia, juga dilakukan.

Lazzarini tak memerinci berapa pegawai UNRWA yang dituduh terlibat dalam serangan Hamas dan seperti apa keterlibatan itu. Ia hanya menekankan, siapa pun pegawai UNRWA yang terlibat aksi semacam itu akan diminta pertanggungjawabannya.

Sehari sebelumnya, UNRWA menyatakan telah memulai penyelidikan terhadap sejumlah pegawainya dan memutuskan hubungan dengan mereka. Di sisi lain, Israel juga terus menghasut agar negara donor lainnya menghentikan aliran dananya untuk UNRWA.

Mestinya, kata Israel Katz, menlu Israel UNRWA diganti karena terlibat serangan 7 Oktober dan memiliki hubungan dengan Hamas. ‘’Dalam pembangunan Gaza nanti, UNRWA harus diganti badan yang benar-benar mendorong perdamaian dan pembangunan.’’

Namun, pernyataan Katz langsung direspons wakil juru bicara PBB, Farhan Haq, yang mempertanyakan omongannya. ’’Kami tidak akan menanggapi retorika. Sudah beberapa kali kami garis bawahi, kami mempunyai rekam jejak kuat,’’ ujarnya di akun X.

UNRWA berperan besar bagi warga Palestina. Mereka membantu pengungsi yang terusir dari rumah dan tanahnya sendiri akibat pendirian Israel pada 1948, yang tersebar di Gaza, Tepi Barat, Yordania, Suriah, dan Lebanon.

UNRWA menyediakan layanan pendidikan, kesehatan, dan bantuan kemanusiaan lainnya kepada para pengungsi itu. Bantuan mereka juga sangat vital terhadap mayoritas dari 2,3 juta penduduk yang mengungsi akibat serangan Israel.

Kementerian Luar Negeri Palestina mengkritik apa yang mereka sebut sebagai kampanye memusuhi UNRWA. Hamas juga mengecam pemberhentian kontrak sejumlah pegawai UNRWA karena semata-mata merujuk tuduhan dari Zionis Israel.

Kepala Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Hussein al-Sheikh menyayangkan pemutusan pendanaan kepada UNRWA sebab bakal melahirkan risiko politik dan bantuan kemanusiaan. ‘’Kami menyeru mereka untuk mengubah keputusannya.’’

Jerman, satu donatur utama UNRWA, menyambut penyelidikan yang dilakukan UNRWA. Mereka mengaku prihatin dengan munculnya tuduhan terhadap sejumlah pegawai UNRWA yang terlibat dalam serangan Hamas terhadap Israel.

‘’Kami berharap Lazzarini bisa menegaskan dengan jelas kepada tim kerjanya di UNRWA bahwa semua bentuk kebencian dan kekerasan sepenuhnya tak bisa diterima dan tak akan ditoleransi,’’ demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Jerman. (reuters/han)

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image