Bisnis

Petani Protes Kebijakan Hijau, Prancis Kerahkan Kendaraan Lapis Baja

Kendaraan militer, kanan atas, menghadapi petani yang memblokir jalan raya, Rabu, 31 Januari 2024 di Chilly-Mazarin, selatan Paris. 
Kendaraan militer, kanan atas, menghadapi petani yang memblokir jalan raya, Rabu, 31 Januari 2024 di Chilly-Mazarin, selatan Paris.

PARIS – Prancis mengerahkan kendaraan lapis baja pada Rabu (31/1/2024) untuk menjaga keamanan pusat kulakan pangan, Rungis di Paris. Langkah ini dilakukan setelah melihat unjuk rasa petani semakin membuat situasi menegang.

Protes petani sejauh ini berjalan damai, meski mereka menyemprotkan pupuk cair ke bangunan-bangunan pemerintahan lokal dan membakar ban. Pada Kamis (1/2/2024), polisi Paris menangkap 79 orang di pasar pangan Rungis.

Alasan penangkapan, menurut polisi mereka memasuki sebuah toko pangan di sana serta membuat kerusakan. Rungis memang menjadi target simbolis atas kemarahan petani yang mengendarai traktor mereka menempuh jarak ratusan kilometer untuk sampai ke sana.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin menyatakan unjuk rasa di jalan-jalan bebas hambatan bisa ditoleransi tetapi polisi tak akan mengizinkan petani memblokir bandara atau pasar Rungis. Sejauh ini terdapat 100 blokade yang dilakukan petani.

Tayangan BFM TV memperlihatkan ketegangan terjadi dekat Sungai Loire. Traktor-traktor petani disetop polisi yang mendekati Paris. Terlihat pula traktor keluar dari jalan utama dan melintasi lapangan agara bisa melewati adangan polisi. Beberapa traktor menuju Rungis.

Unjuk rasa para petani tak hanya berlangsung di Prancis, produsen pertanian terbesar di Eropa, yang memblokade jalan-jalan bebas hambatan, juga di Belgia. Demonstrasi para petani pun meluas di negara-negara Eropa lainnya.

Petani Spanyol dan Italia, misalnya, menyatakan bergabung dalam gerakan ini yang juga melanda Jerman. Tujuannya, menekan pemerintah untuk mengendurkan aturan lingkungan dan melindungi mereka dari kenaikan harga serta produk pertanian impor murah.

Kamis (1/2/2024) ini, dalam pertemuan di Brussels, Belgia pemimpin Uni Eropa (UE) berencana membuat perencanaan membatasi impor produk pertanian dari Ukraina dan mengendurkan sejumlah kebijakan hijau. Namun ini tampaknya gagal menyetop unjuk rasa petani Belgia.

Mereka mengerahkan traktor-trakto ke pusat kota Brussels menjelang pertemuan para pemimpin UE itu. Traktor terlihat di kawasan Parlemen Eropa, sedangkan polisi tampak menjaga ketat bangunan-bangunan Komisi Eropa dan Dewan Eropa.

‘’Kami berencana, sebagai petani, pergi ke Brussels dan membuat barikade di sana sebab para pemimpin UE bertemu Kamis ini,’’ kata Eddy Dewite, petani Belgia, di samping sebuah jalan bebas hambatan yang diblokade oleh traktor, Rabu.

Petani Belgia lainnya, Luca Mouton mendesak segera ada tindakan.’’Waktu habis. Para pemimpin UE mesti memikirkan para petani. Bicara kepada petani bukan tentang petani, diskusikan apa yang mungkin dilakukan. Kami terbuka pada dialog,’’ katanya.

Krisis petani ini sebenarnya tak resmi ada dalam agenda pertemuan UE di Brussels, tapi ini akan dibicarakan di sana. Para petani Eropa ini mengaku tak dibayar pantas dan terbebani pajak dan kebijakan hijau. Mereka juga menghadapi persaiangan tak adil dengan luar.

‘’Apa yang terjadi sekarang adalah akumulasi aturan yang memberatkan, awalnya Anda terima tetapi kemudian menjadi berlebihan,’’ kata Arnaud Rousseau, kepala FNSEA, lembaga payung yang menaungi para petani di Prancis. n reuters/han

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image