Putin Lebih Memilih Biden yang Lebih Bisa Ditebak Dibandingkan Trump

Mancanegara  
Presiden Rusia Vladimir Putin dalam wawancara dengan jurnalis AS Tucker Carlson di Kremlin, Moskow pada 6 Februari 2024. Foto dirilis pada 9 Februari 2024.  
Presiden Rusia Vladimir Putin dalam wawancara dengan jurnalis AS Tucker Carlson di Kremlin, Moskow pada 6 Februari 2024. Foto dirilis pada 9 Februari 2024.

LONDON – Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan lebih suka presiden AS nanti Joe Biden yang lebih bisa ditebak atau diprediksi dibandingkan Donald Trump. Namun, ia menegaskan siap bekerja sama dengan siapapun presiden AS yang kelak terpilih.

Dalam sebuah wawancara, Putin ditanya Pavel Zarubin mengenai siapa yang lebih baik bagi Rusia apakah Biden dari Demokrat atau Trump dari Republik yang menjadi presiden AS. November mendatang, AS akan menggelar pilpres.

Demokrat mengajukan pejawat Biden dan Trump kemungkinan mewakili Republik dalam pilpres mendatang. Putin menjawab tanpa ragu.’’Biden. Dia lebih berpengalaman, lebih bisa diprediksi,’’ katanya dalam wawancara yang dipublikasikan, Rabu (14/2/2024).

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Dibandingkan Biden, Putin menilai Trump sebagai politisi yang tak sistematis. ’’Dia punya pandangannya sendiri mengenai bagaimana AS mesti membangun hubungan dengan negara-negara sekutunya,’’ katanya.

Namun, Putin menegaskan Rusia siap bekerja sama dengan siapapun yang nantinya dipilih rakyat AS menjadi presiden, baik Biden maupun Trump. Ini untuk pertama kalinya Putin secara publik menyampaikan komentarnya mengenai Piplres AS tahun ini.

Putin memberikan kelonggaran terhadap dirinya untuk menyampaikan opini terhadap dua capres AS. Bahkan membincankan mengenai isu sensitif yakni soal kondisi mental Biden meski ada yang menyatakan campur tangan akan menjadi langkah keliru Putin.

Putin telah memimpin Rusia baik sebagai presiden atau perdana menteri sejak 1999. Namun dalam usianya ke-71, ia sepuluh tahun lebih muda dibandingkan Biden dan enam tahun lebih muda dibandingkan Trump. Ia diprediksi menang pada pemilu bulan depan.

Dengan demikian Putin diyakini bakal memegang kekuasaan enam tahun mendatang. Pada 2020, laporan komite intelijen Senat AS mengungkapkan Rusia berusaha memengaruhi pemilu tahun 2016 dengan membantu Trump mengalahkan Hillary Clinton.

Biden dan Trump diprediksi akan melakukan tarung ulang dalam pemilu tahun ini. Pada 2020, Trump harus mengakui keunggulan Biden setelah ia menjabat empat tahun sebelumnya. Saat ini, hubungan AS-Rusia menegang terkait invasi Rusia ke Ukraina.

Biden memimpin negara-negara Barat bereaksi atas invasi Rusia ke Ukraina pada 2022. Aliansi negara NATO juga menjatuhkan beragam sanksi ke Rusia serta memberikan miiaran dolar AS untuk bantuan dan senjata ke Kiev.

Di sisi lain, merujuk saat Trump menjabat presiden, ia enggan mengkritik Putin termasuk pernyataan akhir pekan lalu yang menyatakan akan mendorong Rusia menyerang anggota NATO yang tak memenuhi anggaran pertahanan minimal dua persen dari PDB.

Dengan kondisi seperti ini, tampaknya Trump akan memberikan kelonggaran terhadap pemimpin di Kremlin. n reuters/han

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image