Presiden COP26: Harapan Besar kepada Indonesia Soal Iklim

Kabar Diplomasi  
Presiden COP26 Alok Sharma (kiri) saat bertemu pendiri dan ketua FPCI, Dr Dino Patti Djalal, di Jakarta, Rabu (17/2). (Dok. FPCI)
Presiden COP26 Alok Sharma (kiri) saat bertemu pendiri dan ketua FPCI, Dr Dino Patti Djalal, di Jakarta, Rabu (17/2). (Dok. FPCI)

DIPLOMASI REPUBLIKA, JAKARTA -- Presiden Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim ke-26 (COP26) Alok Sharma menaruh harapan besar kepada Indonesia, terkait perubahan iklim. Menurutnya, Indonesia bisa memimpin keputusan bersejarah bagi planet Bumi.

"Indonesia bisa menjadi negara yang memimpin keputusan bersejarah, yaitu G20 yang memprioritaskan agenda net-zero," kata Sharma, dalam diskusi virtual “In Conversation with Alok Sharma: Delivering the Climate Promises of COP26” yang digelar Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Rabu (17/2).

Sebanyak 18 dari 20 (negara G20) telah berkomitmen dalam mencapai misi net-zero secara formal. Menurut Sharma, Indonesia memiliki peluang yang besar dalam menyokong agenda ini.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

"Saya ingin presidensi Indonesia di G20 dapat bekerja sama dengan presidensi Inggris di COP26 untuk memastikan bahwa kita semua mendorong isu-isu terkait target pengurangan emisi 2030,” ujarnya.

Sharma menjelaskan, komitmen phasing out coal (eliminasi penggunaan batu bara) yang disetujui pada hasil COP26 merupakan kemajuan bersejarah dalam aksi iklim dunia. Ia mendorong seluruh negara mengimplementasi Glasgow Climate Pact agar visi mempertahankan suhu bumi pada 1.5 derajat C dapat tercapai, sesuai isi Perjanjian Paris.

“Moto utama saya tahun ini adalah delivery. Kita harus memastikan visi-visi ini menjadi kenyataan– bagaimana kita lebih mendorong penggunaan energi yang dapat diperbaharui dan eliminasi penggunaan batubara,” ujar Sharma.

Pendiri dan Ketua FPCI, Dr Dino Patti Djalal, berharap bahwa Indonesia dapat mengumumkan target baru pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 50 persen pada 2030 di Konferensi G20 mendatang. Pengumuman itu diyakini dapat mendorong negara-negara terdorong untuk meningkatkan komitmen terhadap misi 1.5 derajat Celsius pada 2030 dan mencapai net-zero emission pada 2050.

“Ingat, kepemimpinan Indonesia di G20 hanya satu tahun. Dalam kurun waktu yang singkat itu, Indonesia harus bisa menjadikan G20 sebagai motor solusi perubahan iklim dan bisa menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia berada di garis terdepan diplomasi perubahan iklim pada masa yang genting ini.” ujar Dino, dalam paparan "Jurus Sukses Presidensi G20 Indonesia" yang diunggah FPCI di Youtube. (yen)

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image