Bisnis

Iran Tantang Kapal Musuh Bertarung di Lautan

Komandan Garda Revolusi Iran, Hossein Salami (dok. EPA-EFE/ABEDIN TAHERKENAREH)
Komandan Garda Revolusi Iran, Hossein Salami (dok. EPA-EFE/ABEDIN TAHERKENAREH)

TEHERANIran menyerukan akan mampu menggapai ‘musuh’, baik yang jauh maupun dekat dari jangkauannya. Penegasan ini disampaikan di tengah ketegangan di Laut Merah, lokasi kelompok Houthi yang didukungnya menyerang kapal-kapal kargo yang melintas.

‘’Hari ini, kami menghadapi pertempuran mati-matian, menghadapi musuh,’’ kata Komandan Garda Revolusi Iran, Hossein Salami, saat peluncuran kapal baru bernama Abu Mahdi yang dilengkapi 100 peluncur rudal di Kota Bandar Abbas, Sabtu (6/1/2024).

Salami menyatakan, Iran mesti mempertahankan kepentingan nasional mereka di mana pun berada. ‘’Ini bakal berbahaya bagi musuh yang berdekatan ataupun jauh dari angkatan laut kami. Mereka seharusnya menyingkir dari wilayah ini,’’ katanya menegaskan.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Tak hanya itu, Salami mengeklaim angkatan laut milik Garda Revolusi saat ini. ’’Kami mampu menciptakan lompatan brilian untuk menyerang dan mempunyai kekuatan dalam bertahan untuk menantang kekuatan angkatan laut dunia,’’ ujar Salami.

Selain kekuatan angkatan laut Garda Revolusi Iran yang dibanggakan Salami, media Iran mengungkapkan, kapal perang Alborz juga telah memasuki kancah Laut Merah awal bulan ini dengan tujuan mengamankan rute pengapalan kargo di sana.

Salami tak menyebut nama musuh yang dimaksud dalam pidatonya. Namun sebelumnya, 22 negara sepakat bergabung dalam koalisi yang dipimpin Amerika Serikat (AS) untuk berpatroli di Laut Merah menjamin keamanan kapal-kapal kargo yang melintas di perairan tersebut.

Mereka mengamankan kapal dari serangan kelompok Houthi yang menjalankan operasi tersebut sejak November 2023, sebagai dukungan pada Hamas yang bertempur melawan Israel di Gaza. Meski ada patroli koalisi tak membuat perusahaan kargo sepenuhnya merasa aman.

Banyak yang memutuskan mengubah rute pelayaran kapal kargo mereka, yaitu menuju Tanjung Harapan, Afrika. Mereka menghindari Terusan Suez yang menghubungkan Laut Merah yang saat ini dikuasai Houthi dengan Mediterania.

Langkah ini mau tak mau ditempuh meski kapal harus menempuh jalur dan perjalanan lebih panjang serta biaya yang membengkak lebih dari dua kali lipat. Sebanyak 12 persen arus perdagangan dunia selama ini biasanya melalui Terusan Suez.

Kenaikan tarif

Lalu, seberapa besar kenaikan biaya pengapalan akibat aksi Houthi di Laut Merah?

Menurut Freightos,... (buka halaman 2)

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image